Mohon tunggu...
Ruang Paham
Ruang Paham Mohon Tunggu... Lainnya - Aldera Jean Pramudita Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

hallaw~~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengendalikan Pikiran Mencegah Kehancuran Hidup

18 Mei 2024   19:31 Diperbarui: 18 Mei 2024   19:37 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam bukunya yang berjudul Every Man a King karya Orison Swett Marden, dikisahkan bahwa dalam suatu kejadian terdapat seseorang asing yang tiba-tiba menjadi nahkoda dan berpikir bahwa kapal bisa melaju sendiri ke depan berkat bantuan angin, sehingga ia memerintahkan kru yang lain untuk melepaskan pekerjaannya dan membiarkan kapal melaju sendiri. Alhasil keesokan harinya terjadilah kecelakaan karena ulah nahkoda jadi-jadian tersebut yang berpikir bahwa kapal bisa melaju sendiri. 

Bukankah cerita tersebut terlihat mustahil terjadi di dunia nyata? Ya benar

Tapi hal tersebut bukanlah termasuk pengakuan bahwa kecerobohan semacam ini tidak pernah ada. 

Cerita tersebut cukup menggambarkan pentingnya kemudi, pengendalian, arahan, dan kontrol dalam setiap melakukan sesuatu hal. Sama pentingnya dengan pengendalian pikiran, begitulah analoginya. Banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa setiap individu adalah penguasa atas pikirannya sendiri. 

Setiap kita diberikan oleh Tuhan kesempurnaan yang membedakan dengan makhluk lainnya yaitu akal atau pikiran. Kekuatan pikiran esensinya dimiliki oleh setiap manusia yang ada di muka bumi ini, namun banyak orang yang masih belum menyadarinya. Merupakan sebuah kekuasaan kita dalam menentukan pilihan : apakah kita harus mengambil langkah yang baik demi mencapai pelabuhan kebahagiaan, atau kita membiarkannya saja berjalan mengalir hingga mencapai bentuk yang tidak pernah kita inginkan sebelumnya? Begitulah kira-kira kita menggunakan pikiran kita.

Seperti sebuah alat pemahat seorang pematung di tangan pekerja yang baik akan menghasilkan patung terindah, di tangan seorang penjahat alat tersebut bisa digunakan untuk melakukan kejahatan dan merusak suatu patung terindah, alat tersebut bisa menjadi apa saja tergantung di tangan siapa alat itu berada, dan ditujukan untuk apa alat pemahat tersebut. 

Begitu juga dengan akal atau pikiran kita, dimana kita tidak bisa hanya diam saja membiarkannya, namun kita harus mengambil kendali untuk mengontrol apa yang seharusnya dilakukan. Tidakkah kita akan terbawa arus pikiran kita tanpa adanya kemudi dan kendali hingga membawa kita ke sebuah keadaan yang tidak baik? atau kita memilih mengambil kendali dan mengarahkannya menuju pelabuhan kebahagiaan? 

Sejatinya semua kendali ada dalam diri kita, dan di dalam hidup akan selalu ada kesulitan yang dihadapi. Kita bisa memilih kesulitan apa yang akan kita ambil, apakah kita akan mengambil sulitnya mengendalikan pikiran atau kita akan memilih opsi kesulitan yang lain yaitu kesulitan yang disebabkan atas penyesalan yang tidak bisa kita ubah. 

Pengendalian pikiran adalah sesuatu yang mendasar dan perlu dipelajari oleh setiap orang, karena untuk melakukan hal ini tidaklah mudah dan diperlukan proses yang sulit. Pengendalian pikiran yang menghasilkan perkembangan diri, Kita harus merasakan bahwa pengendalian yang tepat atas pikiran kita sendiri akan menyebabkan semua hal baiak datang secara alami pada kita, seperti semua hal tidak baik yang akan menjadi bagian kita jika kita salah menggunakan kekuatan yang diberikan Tuhan.

Oleh : Aldera Jean Pramudita

Referensi : Swett Marden, Orison. (2014). Every Man a King. Yogyakarta : Indoliterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun