Dimulai pada tahun 2010-an, revolusi industri 4.0 mengalami perkembangan yang mengarah pada penggunaan internet of things dan rekayasa intelegensi sebagai pundi-pundi pergerakan dan konektivitas antara manusia dengan mesin. Kecerdasan buatan semakin menyatukan kehidupan kita sehari-hari dengan reka cipta dan kajian perangkat lunak dan perangkat keras cerdas, yang dikenal sebagai agen cerdas. Agen cerdas dapat melakukan berbagai tugas, mulai dari tugas kerja hingga operasi kompleks.Â
   Sejarah singkat Industrialisasi Kecerdasan Buatan (AI) dimulai dengan ditemukannya sistem pakar bernama R1 yang mampu mengkonfigurasi sistem komputer baru. Program ini mulai beroperasi di Digital Equipment Corporation (DEC), McDermott, pada tahun 1982. Dan pada tahun 1988, DEC AI berhasil mengoperasikan 40 sistem pakar. Di Amerika Serikat, hampir setiap perusahaan besar memiliki departemen AI sendiri yang menggunakan atau meneliti sistem pakar. Industri AI yang berkembang pesat juga mencakup perusahaan-perusahaan besar seperti Carnegie Group, Inference, Intellicorp, dan Technoledge, yang menyediakan perangkat lunak untuk membuat sistem pakar. Sedangkan perusahaaan perangkat keras seperti LISP dan Machines Inc., Texas Instruments, Symbolics, dan Xerox juga berperan dalam menciptakan stasiun kerja yang dioptimalkan untuk mengembangkan program LISP.Â
   Kembalinya jaringan syaraf tiruan (1986-sekarang) : Bidang ilmu komputer menolak jaringan syaraf tiruan setelah buku "perceptrons" oleh Minsky dan Papert diterbitkan. Namun para ilmuwan terus mempelajari bidang tersebut dari sudut pandang fisika. Para ahli seperti Hopfield (1982) memeriksa karakteristik penyimpanan dan optimasi jaringan syaraf dengan menggunakan metode mekanika statistika. Para ahli  psikologi David Rumelhart dan Geoff Hinton terus meneliti model syaraf memori. Empat tim penelitian menemukan kembali algoritma belajar propagasi balik pada tahun 1985-an. Algoritma ini telah digunakan dengan baik dalam ilmu komputer dan psikologi.Â
Konsep Komputasi Kecerdasan Buatan dan Komputasi KonvensionalÂ
Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara kedua jenis komputasi ini yang akan membuat kita memahami dan mengerti bagaimana kedua jenis komputasi ini bekerja.Â
Persamaannya :Â
- Mengolah simbol, yang dapat berupa huruf, kata, atau bilangan, yang digunakan untuk menggambarkan benda, proses dan hubungannya satu sama lain. Objektif dapat berupa individu, benda, konsep, pikiran, kejadian, atau pernyataan suatu fakta.
- Melaksanakan operasi dengan komputer digital.
Sedangkan perbedaan antara kedua jenis komputasi ini, diantaranya sebagai berikut :
Komputasi Konvensional :Â
- Komputasi konvensional menggunakan kemampuan otak manusia.
- Hanya dapat ditulis dalam bahasa pemrograman standar seperti Fortran, Pascal, C/C++, dan Assembler.
- Meskipun tidak dibuatkan dengan hardware khusus, namun dapat digunakan pada berbagai jenis komputer.
- Untuk menghasilkan solusi, komputer diberikan data dan program yang berisi instruksi langkah demi langkah tentang cara data untuk digunakan dan diolah.
- Didasarkan pada suatu algoritma, yang dapat berupa prosedur berurutan atau rumus matematika.
- Pengolahan objek adalah proses kualitatif.
Komputasi Kecerdasan Buatan :Â
- Komputasi kecerdasan buatan mengimitasi beberapa fungsi yang dilakukan oleh otak manusia.
- Komputer diinformasikan tentang masalah.
- AI memiliki kemampuan untuk menulis program dalam setiap bahasa pemrograman, termasuk bahasa pemrograman khusus untuk aplikasi kecerdasan buatan seperti prolog dan LISP.
- Dapat bekerja pada semua jenis komputer dan dapat dibuatkan dengan hardware khusus.
- Komputer diberi kemampuan inferensi dan pengetahuan tentang topik masalah tertentu.
- Didasarkan pada penggunaan dan representasi simbol.
- Pengolahan objek adalah proses kuantitatif.Â
Hasil akhir berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan diatas adalah salah satu cabang ilmu komputer yang mencakup kecerdasan buatan (AI),yang memungkinkan komputer melakukan tugas yang sama atau bahkan lebih baik daripada manusia. Pada awal diciptakannya, komputer hanya digunakan untuk menghitung, tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan yang harus semakin berkembang, perannya semakin penting bagi kehidupan manusia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H