Hendaknya komoditi SSDN dimasukan sebagai komoditi pangan stategis, sehingga SSDN dapat digunakan sebagai komoditi dalam program PMTAS (program makanan tambahan bagi anak sekolah).Â
Hal ini, akan menempatkan SSDN sebagai komoditi yang kaptif bagi peternak rakyat dalam program susu sekolah (school milk program) sehingga akan merangsang pengembangan peternakan sapi perah rakyat dengan pasar khusus. Program ini biasa dilakukan di seluruh dunia, dalam rangka pemberdayaan peternakan rakyat sekaligus peningkatan gizi masyarakat.
Diperlukan pola kemitraan tertutup (closed loop) antara industri pengolah susu (IPS) dengan koperasi peternakan sapi perah rakyat, melalui pola kebijakan rasio impor. Sebagaimana program yang pernah dilakukan pada Inpres No. 2/1985 tentang Koordinasi Pembinaan dan Pengembangan Persusuan Nasional.Â
Dimana dalam program ini diwajibkan IPS melakukan rasio daya serap bagi SSDN terhadap impor susu. Kebijakan ini akan mendorong bagi pengembangan peternakan sapi perah rakyat untuk lebih meningkatkan produksinya, karena harga susunya akan terjaga.
Menumbuhkembangkan asosiasi holtein Indonesia (AHI) yang pernah ada, guna mengawal kualitas bibit sapi perah Indonesia hasil progeny test. AHI merupakan kelompok masyarakat peternak pecinta sapi Holstein Indonesia, sebagai penjaga mutu genetik sapi Frisian Holstein (FH). Hal ini diperlukan mengingat, sapi-sapi FH hasil progeny test yang dilakukan pemerintah selama ini belum dirasakan manfaatnya oleh peternak sapi perah rakyat.
Kesiapan Sumberdaya
Selain hal tersebut, dalam menghadapi perubahan di era revolusi industrialisasi tahap ke 4.0 (RI 4.0), suka atau tidak suka peternak sapi perah rakyat harus siap untuk menghadapinya. Pasalnya, jika tidak siap dalam menghadapi perubahan yang  berjalan dengan sangat cepat ini, mereka akan ditinggalkan oleh zamannya.
Menghadapi perubahan seperti ini, pembangunan industri peternakan sapi perah rakyat harus mempersiapkan Sumberdaya Manusia (SDM) sejak dini. Pasalnya, Â kesiapan SDM, baik yang berasal dari pendidikan tinggi peternakan atau kedokteran hewan, merupakan prasyarat mutlak guna mengoperasionalkan seluruh kebijakan yang dilahirkan pemerintah.
Prasyarat SDM tersebut bagi pengembangan industrialisasi peternakan sapi perah rakyat adalah sebagai berikut : (1) Perlu investasi SDM yang berkualifikasi "ahli digital" di seluruh subsistem peternakan sapi perah rakyat, (2) inovasi  prototype bisnis dengan teknologi terbaru di pelbagai subsistem usaha peternakan sapi perah rakyat, (3) melakukan standarisasi dan sertifikasi pola pendidikan dalam ranah peningkatan digital skill.Â
Kebijakan ini ada pada ranah Perguruan Tinggi sebagai sentra ilmu pengetahuan bagi pengembangan peternakan sapi perah untuk segera menyusun kurikulum baru sesuai dengan perkembangan RI 4.0. (4) Perlu melakukan kemitraan antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat peternak rakyat untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan tenaga ahli bagi pengembangan era digital di masa depan.
Dalam menghadapi perubahan yang cepat di era RI 4.0 ini, tuntutan kebijakan pemerintah dalam bentuk PP Persusuan Nasional dan dukungan kualifikasi SDM peternakan yang memiliki keahlian digital merupakan keniscahyaan. Jika hal ini tidak mampu dipenuhi, jangan berharap banyak terhadap perkembangan peternakan sapi perah rakyat di negeri ini....