Itu artinya, kalau harus mencapai target 50 pasien per hari, maka harus melakukan rangkaian proses tadi minimal 2 kali dalam sehari. Bahkan bisa saja harus sampai 3 kali karena harus ada pengulangan. Dari sejak proses preparasi sampel, sampai ekstraksi dan PCR.
Soal reagen, setiap kali mendapatkan reagen baru, maka harus ada proses optimasi. Tujuannya memastikan reagen dapat bekerja, dengan mencoba beberapa variasi pengaturan pada alat PCR. Setelah tercapai pengaturan yang optimal, baru bisa digunakan untuk pemeriksaan.
Repotnya bila sampai terjadi kehabisan reagen di tengah jalan. Itu artinya antrian makin panjang. Ketika akhirnya mendapat reagen baru, bisa saja beda mereknya. Artinya harus optimasi lagi, tambah waktu tunggu lagi, tambah panjang lagi antriannya.
Dr.Hermawanto berkata itu mengapa ada yang menyebut sekitar 3 jam, ada yang menyampaikan bisa 3 hari. Bahkan ada yang lebih lama. Dalam pemeriksaan PCR Â Covid-19 memang ada lika-liku dan dinamikanya. Apalagi jika keterlambatan kedatangan reagen, karena pada masa pandemi Covid-19, seluruh negara membutuhkan reagen tersebut.
----
Blogpost ini diupload oleh Instalasi Humas dan PKRS RSKO Jakarta
Penulis : Andri Mastiyanto, SKMÂ (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
Narasumber : dr.Hermawanto HH. SpPK.,MARS (Kepala Instalasi laboratorium RSKO Jakarta)
Terima kasih, Salam Hangat RSKO Jakarta
Facebook (DISINI) - Twitter (DISINI) - Instagram (DISINI) - Web (DISINI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H