Hingga kini belum semua rumah sakit di Indonesia memiliki manajemen laundry yang terstandar, walaupun manajemen laundry menjadi prasayarat agar Rumah Sakit memperoleh Akreditasi Paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi dan Binatu RSKO Jakarta, Mohammad Arief Hidayat, S.Kep, RN, menyatakan sering kali keluhan pasien di Indonesia tak terkait pelayanan medis. Apalagi kini banyak warga Indonesia yang berobat di luar negeri sehingga memiliki referensi khusus untuk pelayanan baik medis maupun non medis.
Bahkan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia ( PERSI ) mendorong kesadaran pengelola rumah sakit untuk memiliki manajemen laundry yang benar sesuai standart yang diberlakukan Pemerintah dan KARS.
Selama ini laundry masih dipandang sebagai hal yang tidak terlalu penting. Bahkan lokasi dan peralatannya sering kali kurang diperhatikan oleh manajemen rumah sakit. Padahal linen merupakan salah satu materi yang dipakai berulang kali di rumah sakit sehingga tanpa manajemen laundry yang benar, memungkinkan terjadinya wabah infeksi kuman pathogen.
Sebenarnya aturan tentang Pengelolaan Tempat Pencucian Linen (Laundry) Rumah Sakit telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, namun belum semua rumah sakit mampu memenuhinya.
Bahkan PERSI mengimbau agar setiap rumah sakit harus memiliki laundry terstandar, atau melakukan outsource dengan monitoring ketat kepada penyedia laundry di luar rumah sakit. Aturan mengenai laundry terstandar diatur dalam ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan  RI dan diadopsi oleh KARS sebagai syarat proses akreditasi rumah sakit.
Melihat hal tersebut rumah sakit perlu memiliki komitmen dan kemampuan menganalisa kebutuhan laundry rumah sakit masing-masing serta mempunyai kompetensi untuk mengerti proses terutama dalam hal menjaga mutu hasil.
Namun, Outsource Loundry rumah sakit diperkenankan dengan monitoring ketat kepada penyedia laundry di luar rumah sakit. Contohnya, Instalasi Pusat Sterlisasi dan Binatu RSKO Jakarta pun telah mendapatkan permintaan kerjasama Rumah Sakit sekitar untuk layanan sterlisasi suhu rendah dan kemungkinan kerjasama loundry rumah sakit yang belum memenuhi standart Rumah Sakit.
Kenapa banyak rumah sakit yang belum bisa memenuhi standart layanan laundry rumah sakit ? karena biaya investasi yang tinggi tetapi layanan ini bukan unit revenue center (unit penghasil).
Untuk investasi membuat loundy rumah sakit sesuai standart KARS bila dihitung, biaya pembelian mesin laundry berbagai jenis (washer non infection, washer infeksius / barrier double door, tumble dryer, flat ironer, steam iron, domestic iron) sekitar 2 s/d 3 milyar, belum termasuk biaya perawatan, biaya bahan habis pakai dan modifikasi bangunan. Bisa jadi biaya totalnya dapat menyentuh 5 s/d 6 milyar