[RSKO Jakarta] Penyalahgunaan lem (inhalan) tidak sesuai dengan fungsinya dengan cara menghirup akan berdampak negatif bagi kesehatan, bahayanya belum banyak diketahui oleh para penikmatnya.
Aroma yang memikat pada lem banyak digunakan dengan salah kaprah, dan ada pula individu dengan sengaja menghirupnya untuk mendapatkan kesenangan tersendiri.
Namun ternyata menghirup lem dapat bahaya terhadap manusia, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Ada banyak risiko yang dapat timbul apabila seseorang menghirup lem baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Ngelem adalah sebuah cara yang dilakukan dengan menghirup aroma lem tersebut untuk mendapatkan sensasi mabuk. Ciri khas anak yang sedang ngelem dengan mutupi wajah dengan pakaian sambil menunduk.
Selain itu ada ciri-ciri fisik yang terlihat seperti depresi, perilaku mabuk atau linglung, hidung merah atau berair, mata merah berair, bau napas kimia, mimisan, mual atau kehilangan nafsu makan, mudah cemas dan gelisah, dan gerak-gerik yang aneh seperti menyembunyikan sesuatu.
Aktivitas mabuk lem ini umumnya digunakan remaja atau anak-anak sebagai alternatif karena bisa didapatkan dengan harga yang lebih murah dibanding membeli obat-obat terlarang.
Kasus mabuk karena kecanduan ngelem banyak dilakukan anak jalanan pada umumnya punya efek yang sangat berbahaya.
Terlalu banyak menghirup lem / inhalan secara langsung akan mempengaruhi sistem saraf dan mengakibatkan perubahan pada cara berpikir pecandu.
Adapun dampak dalam jangka pendek yaitu hanya dalam beberapa detik saja, pengguna mengalami kemabukan dan efek lainnya seperti yang diakibatkan alkohol.
Berbagai efek dapat dialami pecandu selama atau setelah menggunakannya. Pecandu lem akan berbicara cadel, mabuk, pusing atau penampilan teler, tidak mampu mengkoordinasi gerakan, halusinasi dan berkhayal.
Aktifitas ngelem dapat menimbulkan risiko kerusakan otak dan masalah pernapasan yang parah dapat terjadi. Apa yang dilakukan pecandu itu dapat mengakibatkan gagal pernapasan akut.