Jakarta [RSKO Jakarta] -- Sebagai One Stop Service bidang NAPZA, RSKO Jakarta tidak hanya memberikan layanan medis, penunjang medis dan psikososial kepada para pengguna narkoba juga memberikan layanan diklat dan diklit bagi akademisi dan masyarakat umum.
Pada selasa, 27 Agustus 2019, sehubungan dengan berjalannya mata kuliah Blok Kedokteran Adiksi di fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unika Atma Jaya pada bulan Agustus 2019, untuk itu Unika Atmajaya melaksanakan kunjungan ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO).
Adapun jumlah peserta kunjungan dari Blok Kedokteran Adiksi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atmajaya sebanyak 58 mahasiswa dan 3 staff dosen pendamping. Para peserta ini akan memperoleh pengenalan profil RSKO Jakarta, paparan menyangkut NAPZA dan layanan medis & rehabilitasi kepada pecandu narkoba, hospital tour ke Unit Rehabilitasi NAPZA dan berdiskusi dengan resident (pasien).
Tambah dr.Astri para mahasiswa dapat belajar dan melihat secara langsung seperti apa fasilitas rumah sakit yang mengkhususkan dibidang ketergantungan obat.
Lanjut nya bahwa tujuan Unika Atmajaya agar berkunjung ke RSKO Jakarta agar mahasiswa dapat melihat utilitas yang ada, khususnya yang dimiliki oleh Indonesia terkait layanan ketergantungan obat / adiksi secara umum, sehingga mereka tidak hanya belajar dari teori saja. Sehingga nanti nya ketika mahasiswa terjun kelapangan mereka sudah siap.
Kepala Instalasi Diklat RSKO Jakarta, Dr. Herny Taruli Tambunan, Sp.KJ, dalam kata sambutannya menyampaikan "RSKO Jakarta memberikan layanan di bidang NAPZA khususnya mengelola kondisi-kondisi gangguan akibat penggunaan NAPZA. Patut diketahui bahwa gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan NAPZA merupakan bagian kecil dari blok gangguan jiwa"
Dr. Herny menambahkan bahwa dampak penggunaan NAPZA tidak hanya menyasar otak saja, tetapi juga merubah perilaku pecandu. Dalam pemberian layanan perubah perilaku akibat dari penggunaan NAPZA ternyata tidak mudah. Walaupun mereka ditempatkan dalam satu tempat seperti akademi militer, namun tujuan perubahan perilakunya berbeda dengan program therapeutic community (TC).
Therapy berbasis komunitas ini (TC) mengedukasi mereka (pasien) untuk menjaga pemulihan dari penggunaan zat / Napza / Narkoba. Tidak ada obatnya untuk menghilangkan memory mereka (pasien) ketika diwaktu yang lalu mengkomsumsi/menggunakan zat terlarang / NAPZA / Narkoba.
Adapun yang bisa dilakukan RSKO Jakarta dengan membiasakan diri pasien utnuk hidup sehat, dengan cara merubah kondisi perilaku dari yang tidak / belum terjadwal menjadi terjadwal. Program TC akan membawa seorang pecandu dengan pecandu lainnya hidup bersama untuk saling memulihkan dan saling support. Para tenaga kesehatan dan tenaga khusus lainnya merupakan lingkaran-lingkaran yang membuat mereka bertahan untuk pulih dari adiksi NAPZA.