Apa rasanya hidup berada dibalik tembok dan tidak bisa pulang ke rumah berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Pasti ada rasa jenuh, bosan dan ingin pulang. Apa daya situasi tersebut harus mereka terima sampai di evaluasi sudah sembuh, pulih dari kecanduan narkoba dan meninggalkan prilaku negatif pecandu NAPZA / Narkoba yang dinilai oleh Tim Asuhan RSKO Jakarta.
RSKO Jakarta merupakan singkatan dari Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. Dari kepanjangan itu kita patut memahami bahwa RSKO Jakarta yang terletak di Jalan Lapangan Tembak no.75, Ciracas, Jakarta Timur merupakan Rumah Sakit bukan Penjara. Individu yang berada dalam masa perawatan di rumah sakit akan di obati dan di treatment sesuai dengan masalah kesehatan (Jiwa dan Raga) dari masing-masing pasien. Bahkan ada treatment melalui kegiatan aktifitas malam minggu.
Tidak semua orang bisa mendapatkan pengalaman berada di instalasi MPE & Rehabilitasi RSKO Jakarta, dimana ada yang bilang enak dan ada yang bilang tidak enak. Unit rehabilitasi narkoba yang merupakan bagian dari Instalasi MPE & Rehabilitasi RSKO Jakarta yang merupakan unit layanan perubahan prilaku negatif pecandu menjadi perilaku masyarakat kebanyakan (mainstream).
Perubahan prilaku bagi pecandu narkoba ini bisa terjadi karena pecandu narkoba tinggal dan hidup dalam sebuah komunitas yang mendorong mereka untuk berubah. Seorang pecandu dengan pecandu narkoba lainnya ditempatkan ditempat yang sama dengan seperangkat peraturan, filosofi, norma dan nilai serta kultur yang disepakati, dipahami dan dianut bersama. Kesemuanya itu dijalankan demi pemulihan diri masing-masing pecandu narkoba.
Tujuan dari kenapa mereka harus mematuhi aturan yang berlaku agar seorang individu pecandu narkoba dapat merubah diri menjadi recovery addict (orang yang pulih dari kecanduannya). Mereka diupayakan untuk mengolah sub-kultur yang dianut pecandu ke arah kultur masyarakat luas (mainstream society), menuju kehidupan yang sehat dan produktif.Â
Harmonisasi kondisi psikologis rumah rehabilitasi pun di program yang dibuat naik-turun oleh tim sebagai simulasi dunia mainstream. Pada saat mereka berada di dunia nyata, pecandu narkoba bila menghadapi tekanan hidup dapat jatuh dalam penyalahgunaan zat, terlalu bahagia bisa jatuh pula dalam penyalahgunaan zat, dan kondisi normal pun melakukan penyalahgunaan zat.Â
Untuk itu dibuat tekanan yang memberi dampak positif dari setiap anggota keluarga dan lingkungan rehabilitasi, sehingga memicu perubahan positif. Tekanan dalam rumah rehabilitasi acapkali diprogram naik-turun, agar mereka mampu menghadapi tekanan, kesenangan, kondisi normal ketika di dunia mainstream.
Pengembangan diri dilakukan melalui panutan / role model, dimana akan dipilih dari sesama pasien tetapi di screening terlebih dahulu sesuai sisi positif dan negatif dari masing-masing pasien yang menjadi little buddy.
Untuk dapat menjelani kehidupannya kedepan pasca rehabilitasi, para pecandu narkoba membutuhkan energi yang baik saat berada di rehabilitasi narkoba. Treatment, dukungan moral, sosok inspiratif, dan pembelajaran program, adalah contoh kecil energi baik yang menjadi "bahan bakar" seseorang pecandu menjadi pribadi yang dapat berkarya kembali di dunia mainstream.Â