Mohon tunggu...
Redi Satriawan
Redi Satriawan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Acta Diurna IV & V

26 Maret 2012   13:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:27 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

IV

mu ingin mu jadi mu
ku ingin mu jadi mu
mu ingin mu jadi ku

ringkuk kutuk ku jadi batu
lipat rapat ku jadi kaku
patung gantung ku jadi bisu
tanah cacah ku jadi seribu

mu ingin ku jadi mu
ku ingin mu jadi ku

malam tanam mu jadi kelabu
kabut tuntut mu jadi semu
bising giring mu jadi ragu
serpih pilih mu jadi satu

ku ingin ku jadi mu
mu ingin ku jadi ku
ku ingin ku jadi ku

V

Tanah kubur basah tangis gunduk derita
Dosa tak habis hitung nyawa bau surga
Lepas dan layanglah
Cari tempat mana sunyi enggan pergi
Seperti rintik hujan dan jatuh dedaun

Tebar kering bunga layu siram air birahi
Desah nafas pacu darah bawa sirna
Liar dan buyarlah
Cecar hati mana diana tak nanti
Semburat cahya tebar nyawa kekal abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun