Di era teknologi yang maju sangat pesat ini kebutuhan teknologi pada masyarakat meninggi. Hal ini menjadi daya tarik perusahaan untuk berinovasi. Penulis akan membahas pada sektor video game. Namun, seringkali perubahan teknologi yang pesat ini membuat sebagian masyarakat tidak mengikutinya. Penulis sempat membaca artikel yang mengatakan bahwa ada video game yang mengajari anak zina. Di artikel tersebut juga mencantumkan nama video game tersebut dan penulis tahu bahwa video game tersebut diperuntukkan orang dewasa. Maka dari itu, penulis ingin meluruskan pandangan seluruh masyarakat tentang video game yang berkembang saat ini.
Pertama, tidak semua video game diperuntukkan anak-anak. Ini halnya seperti kita menonton acara di televisi yang ada rating nya. Industri ini sudah ada yang mengatur batasan umur pemain yang diharuskan, yaitu ESRB dan PEGI. Kedua lembaga ini memberi rating berdasarkan konten yang ada di video game tersebut. ESRB memiliki 7 kelas batasan umur: Early Childhood (EC), yaitu untuk anak-anak; Everyone (E), yaitu untuk semua kalangan, namun kemungkinan terdapat sedikit kekerasan; Teen (T), yaitu untuk kalangan remaja berumur 13 tahun ke atas dan kemungkinan kontennya terdapat kekerasan, darah, simulasi perjudian, dan/atau terdapat penggunaan kata kasar; Mature (M), yaitu untuk kalangan dewasa berumur 17 tahun ke atas dan kontennya kemungkinan sering muncul kekejaman, pembunuhan yang sadis, seksualitas, dan penggunaan kata kasar; Adult Only (AO), yaitu untuk kalangan dewasa berumur 18 tahun ke atas dan kontennya serupa dengan Mature, namun bedanya adalah kemungkinan terdapat perjudian dengan mata uang asli. Jika Anda punya anak ataupun saudara Anda sedang bermain video game, cobalah perhatikan judulnya dan periksa di ESRB atau PEGI. Di Indonesia belum ada aturan mengenai video game seperti ESRB atau PEGI ini.
Kedua, awasi anak Anda saat bermain. Hal seperti ini anak bisa saja menemukan konten yang tak pantas untuk dia. Untuk hal ini, simpanlah video game tersebut ketika anak sedang tidak memainkannya, apalagi beberapa konsol dan computer memiliki parental lock, sehingga bisa membatasi permainan yang bias dimainkan oleh anak.
Penulis ingin menghimbau kepada pembaca untuk berperan aktif dalam menjaga generasi penerus bangsa ini. Kita mungkin tidak bisa menghentikan hal seperti ini, namun kita bisa membendungi diri agar tidak terpengaruhnya. Penulis juga terinspirasi dari sebuah artikel di Jagat Play (link ada di sumber) untuk menyuarakan hal ini karena ini sangat penting bagi mereka yang masih awam. Bermainlah dengan bijak dan bertanggung jawab :)
Refrensi:
http://www.esrb.org/ratings/ratings_guide.jsp
http://jagatplay.com/2014/11/news/jagatplay-ngeracau-gta-v-ajari-anak-zina/
http://www.esrb.org/ratings/ratings_guide.jsp
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H