Judul : I Believe I Can
Penulis: Devi Ardiyanti
Penerbit: Scritto Books,
 Yogyakarta  Â
Tahun Terbit: 2022
Tebal: vi + 192 halaman
Ukuran : 14 x 20 cm
Harga: Rp 53.000
Peresensi : Ariel Nurfirman
Wahyudi, Mahasiswa   Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Malang.
Buku I Believe I Can merupakan buku terbaru dari Devi Ardiyanti. Buku I Believe I Can mengajak pembaca untuk selalu optimis dalam melakukan sesuatu. Bahwasannya, kehidupan tidak akan sesuai ekspetasi seperti hari-hari biasanya. Melainkan ada hari esok yang harus ditempuh dengan tantangan baru. Buku ini cocok dibaca bagi orang yang selalu menganggap sepele hal-hal kecil.
Hadirnya buku I Believe I Can. Pembaca akan menemukan bakat terpendam yang selama ini tidak terlihat dari dirinya. Karena terdapat hal-hal yang membuat pembaca menunjukan kepercayaan dirinya. Berawal dari orang yang tidak percaya diri dan tidak mau mencoba. Menjadi orang yang lebih percaya kepada dirinya. Kepercayaan itu dapat mengubah cara pandang orang lain terhadap banyak hal. Terlebih saat ini bukan lagi fase untuk jadi pendiam. Percaya bahwa tuhan telah menyiapkan ribuan bakat terpendam yang belum diketahui. Percaya kepada diri sendiri adalah poin uama untuk menjadikan seseorang yang bisa menghargai
Buku ini sangat menarik dan memotivasi pembaca. Karena Bahasa yang digunakan sederhana dan dapat menginspirasi pembaca untuk meningkatkan kualitas diri. Pembaca dapat mengerti tujuan hidup yang sebenarnya. Sehingga pembaca akan melakukan sesuatu dengan selalu optimis dan lebih percaya diri lagi. Pembaca juga akan lebih berfikir positif dalam menghadapi masalah dalam kehidupan.
Seseorang dapat memulai dari awal yang tidak tahu arah hidupnya, jalan akan terbentuk dengan sendirinya. Buku ini mengajak pembaca untuk tidak terlalu lama berandai-andai. Karena waktu akan terus berjalan dengan sendirinya. Sehingga pembaca bisa memulai beraksi dan melakukan hal yang bisa dilakukan saat ini. Hal yang bisa dilakukan tidak perlu terlalu tinggi atau menantang. Pembaca bisa mulai dari hal-hal kecil yang sudah dikuasai. karena pemikiran seseorang akan terbentuk oleh keadaan, waktu, dan keterpaksaan pikiran untuk melakukan sesuatu dengan perlahan tapi pasti.
"kamu bisa menunda satu pekerjaan, namun kamu tidak bisa menunda waktu yang terus berjalan." Dalam kutipan kata tersebut, mengajak pembaca untuk lebih bertanggung jawab dan optimis. Salah satu hambatan yang sering terjadi adalah malas. Banyak orang yang tidak mau mengerjakan sesuatu atau tidak mau berusaha melawan kemalasan tersebut. Maka penulis mengingatkan betapa pentingnya waktu. Sehingga pembaca harus bisa mengatur waktu untuk tugas-tugas yang diterima. Orang yang menunda-nunda pekerjaan tentunya akan merasa  sibuk dari biasanya sehingga tugas akan menumpuk. Kebiasaan ini disebut Prokrastinasi. Dari buku ini pembaca harus memulai untuk megubah kebiasaan menunda. Supaya bisa lebih fokus pada banyak hal yang sudah menanti.
Perubahan seseorang berawal dari dirinya sendiri. Seseorang harus lebih percaya diri dan optimis. Kegagalan awal dari kesuksesan. Jika seseorang merasa pesimis terhadap diri mereka sendiri. maka bisa menghalangi tujuan dan target untuk bisa sukses. Dalam buku ini, penulis memberi umpan balik nasihat dan motivasi kepada  pembaca untuk bisa meningkatkan kepercayaan dan kualitas diri yang bermanfaat untuk kemajuan dalam kehidupan.
Penulis juga mengingatkan seseorang untuk selalu bersyukur dalam kehidupan. Usaha yang diirngi doa dan kerja keras akan memiliki banyak cobaan. Namun bukan untuk menyerah. Hidup harus diiringi dengan rasa syukur yang banyak. Rasa syukur merupakan salah satu bentuk terimakasih kepada Sang Pecipta. Ketika seseorang selalu mengucapkan rasa syukur, maka hal tersebut akan berpengaruh kepada pikiran. Misalnya pikiran positif. Pikiran-pikiran positif itu akan membawa pribadi yang percaya diri, berani, dan sukses.
Kesulitan seseorang saat mengembangkan dirinya bukan terletak pada kemampauan diri. Akan tetapi, pada batasan yang dibuatnya sendiri. potensi yang dimiliki seseorang tidak ada batasanya. Bahkan, yang awalnya tidak mungkin, di kemudian hari bisa menjadi sebuah kemungkinan yang menciptakan banyak peluang. Seseorang yang selalu menganggap dirinya begitu rendah saat melihat kelebihan orang lain disebut insecure. Akan tetapi, setiap orang memiliki kelebihan. Seseorang harus menyadari segela kemampuan pada dirinya dan tidak perlu mendengar ocehan yang katakana orang lain. Hal tersebut bagian dari upaya untuk terlepas dari rasa insecure.
Kelebihan dari buku ini adalah mengetahui cara untuk lebih percaya diri dan menemukan bakat yang terpendam dalam diri pembaca. Bahasa yang di gunakan dalam buku ini sangat unik dan sederhana. Banyak kutipan kata kata yang sangat memotivasi pembaca. Pembahasan dalam buku ini bagus bagi pembaca yang prokrastinasi. Sehingga pembaca ingin mengubah diri untuk menjadi lebih baik.
Kekurangan dari buku ini adalah meskipun judul buku terkesan mudah dipahami. Namun sebenarnya juga tidak semudah ini. Buku ini penuh dengan filosofi yang mampu dipahami hanya oleh orang-orang open minded yang bahkan dapat melakukan analisa lebih lanjut mengenai apa yang sudah dibacanya.
Kesimpulan, buku ini sangat direkomendasikan untuk pembaca. Karena isi kesulurhan dalam buku ini sangat memotivasi dan membantu seseorang yang kebingungan dalam mengatasi masalah dalam dirinya. Membaca buku ini harus dengan niat dan suasana hati yang tenang. Agar isi buku yang disampaikan penulis bisa membuat seseorang mengubah dirinya menjadi baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H