Mohon tunggu...
Rayendra Yudhika
Rayendra Yudhika Mohon Tunggu... -

a student of SMAN2 Jakarta , a freelance photographer , a traveller (exactly a backpacker) , and wanna be something from nothing

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kecewa

21 Desember 2010   03:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:33 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tentunya bukan kepada Timnas ataupun para suporter sekalian. kenapa saya kecewa ? karena saya merasa 'perjuangan' atas tiket yang sudah saya miliki, semua terasa sia-sia. Saya tidak mengerti, entah panitia penjualan tiket tidak tahu jumlah kapasitas stadion, atau tidak bisa menghitung tiket yang mungkin terlalu banyak, atau memang rupiah adalah alasan utama dibanding kapasitas stadion? itu semua hanya pertanyaan, bukan tuduhan. Untuk pertandingan kali ini (Semifinal leg 2) mungkin saya memang datang sedikit terlambat dibanding sebelumnya, saya baru sampai di stadion hanya 45menit sebelum bertanding, oleh karena itu saya terima apabila hak 'siapa cepat dia dapat' sudah terlebih dahulu didapatkan teman2 suporter lain yang sudah didalam dahulu. UNIKNYA, pada pertandingan ini, banyak beberapa pintu masuk stadion yang beberapa ditutup, ataupun ditahan hingga menit-menit terakhir sebelum kick-off . Maka, terjadilah penumpukan di area ring 1 Gelora Bung Karno, yang sama sekali tidak di sterilkan oleh para petugas. Begitu banyak orang berlalu-lalang di area ring 1 tersebut, entah mereka punya atau tidak punya tiket, yang pasti waktu itu sangat padat. Setelah berhasil melalui pintu masuk untuk tribun atas, yang sama persis bagaikan pembagian BLT, dorong-dorongan pun tak bisa dielakkan, namun menurut saya tak apalah demi menyaksikan timnas langsung dari dalam stadion. Alhasil, saya mulai menaiki tangga stadion, yang setiap sudutnya selalu tercium bau pesing (hoekkk). Sesampainya di daerah tribun atas, kali ini LAGI-LAGI saya harus memutari untuk bisa memasuki pintu sektor, bersama kawan suporter lainnya yang masih belum kebagian tempat duduk, begitu banyak, ratusan hingga ribuan mungkin. padahal, di dalam stadion sendiri, penonton sudah membludak. Karena begitu antusiasnya suporter ini, mereka melakukan berbagai cara untuk bisa menyaksikan timnas, ada yang rela menonton dari celah jendela dari ruangan kecil yang sangat bau pesinggg..... dan ada juga yang memanjat tiang2 fondasi stadion [caption id="attachment_81008" align="aligncenter" width="560" caption="Suasana diluar stadion saat pertandingan berlangsung"][/caption] [caption id="attachment_81009" align="aligncenter" width="480" caption="Suasana di ring tribun atas"]

1292903702106360144
1292903702106360144
[/caption] [caption id="attachment_81011" align="aligncenter" width="480" caption="suasana di dalam stadion"]
12929039071963181259
12929039071963181259
[/caption] . berkali-kali saya memutari untuk mencari sektor yang 'terbaik', akhirnya saya masuk ke suatu sektor yang masih memungkinkan saya berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya, namun tak berapa lama dari itu, datang gerombolan orang yang tak tahu dirinya mendorong-dorong barisan supaya bisa melihat lapangan, hanya lapangannya saja. itu sangat menganggu buat saya, akhirnya saya memutuskan untuk keluar stadion, dan menyaksikan layar lebar di Mal yang tak jauh dari situ. apa yang paling mengecewakan? saya tak kecewa terhadap begitu besarnya antusiasme publik Indonesia, justru saya bangga. Namun perasaan bangga itu sedikit miris, dengan adanya orang yang tanpa tiket bisa menyelinap masuk begitu saja, orang yang 'MEMBAYAR' kepada petugas penjaga pintu untuk bisa masuk padahal mereka tidak punya tiket, dan kepada panitia yang tidak bisa menghitung tiket yang sudah dijual dengan jumlah kapasitas stadion. Beruntung Stadion GBK dibuat di jaman dulu, coba di jaman sekarang, mungkin sudah roboh, karena fondasi bangunan tergerus oleh korupsi :p betapa nyamannya bila panitia memberlakukan lagi sistem yang mereka terapkan saat piala Asia, disaat ada ring 1 da ring 2 yang disterilkan dari penonton yang tidak mempunyai tiket, disaat tiket begitu ketatnya untuk di cek, maka tidak akan terjadi penonton yang membeludak seperti itu. entah apa yang ada di pikiran panitia, apakah mereka tidak sadar telah 'merepotkan' para pembeli tiket sejak awal dari pembelian, penukaran, hingga saat menonton dengan harga tiket yang tidak murah itu (???)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun