Mohon tunggu...
RR Wedya Atmaja
RR Wedya Atmaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Hukum UKI

Untuk memenuhi tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Film

A Few Good Men (1992), Antara Perintah dan Kehormatan

5 Juli 2021   01:13 Diperbarui: 5 Juli 2021   01:35 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Letnan Daniel “Danny” Kaffe (Tom Cruise) adalah seorag perwira advokat lulusan Harvard University. Bersama dengan Letnan Komandan JoAnne Galloway (Demi Moore), mereka menangani kasus dua marinir angkatan laut. Dikisahkan Kopral Harold Dawson dan Prajurit Louden Downey menghadapi pengadilan militer dengan tuduhan pembunuhan atas rekan mereka Marinir William T. Santiago di Pangkalan Angkatan Laut Teluk Guatanamo, Kuba. Sebagai seorang yang berfisik lemah dan nilai latihan di bawah rata-rata, Santiago berupaya untuk dipindahkan dari Pangkalan Guatanamo.

Film A Few Good Men (1992) dibuka dengan konflik, diawali dari Santiago yang tanpa sengaja mengetahui penembakan ilegal di garis perbatasan oleh seorang oknum marinir. Ia menulis surat ke pimpinannya, Kolonel Nathan R. Kolonel Jessup (Jack Nicholson), meminta pemindahan tugas dan berjanji akan membantu membuka kasus penembakan yang sebelumnya ia saksikan. Kolonel Jessup yang menerima surat tersebut lantas berunding dengan dua orang perwira lain, yaitu Letkol Matthew Andrew Markinson (J. T. Walsh) dan Letnan Jonathan James Kendrick (Kiefer Sutherland) karena merasa keberadaan informasi ini akan sangat berbahaya apabila bocor. Sebelumnya Letkol Markinson menyarankan Santiago untuk dipindahtugaskan, namun Kolonel Jessup yang tak setuju memberi instruksi kepada Letnan Kendrick untuk memberi kode merah (hukuman diluar peraturan) kepada Marinir Santiago. Hal ini membuat Letnan Kendrick memerintahkan dua anak buahnya, Harold W. Dawson (Wolfgang Bodison) dan Louden Downey (James Marshall) untuk membunuh Santiago.

Letnan Komandan JoAnne Galloway yakin bahwa Dawson dan Downey melakukan pembunuhan atas perintah “kode merah” dan bukan motif pembalasan dendam atas pencatutan nama Dawson di penembakan ilegal di perbatasan. Namun, kasus ini akhirnya diberikan kepada Danny yang baru bertugas selama sembilan bulan di kops hokum angkatan laut, dengan prestasinya yang cukup tersohor ia ditunjuk sebagai advokat dari Harold Dawson dan Louden Downey. Sejak awal konflik diantara Galloway dan Danny sudah mulai terasa, Galloway yang membenci sikap malas Danny, serta Danny yang membenci campur tangan Galloway dalam kasus. Namun pada akhirnya mereka berkompromi dan pergi ke Pangkalan Guatanamo untuk menanyai para saksi. Kolonel Jessup mengatakan pada mereka bahwa Santiago seharusnya akan dipindahtugaskan segera.

Harold Dawson dan Louden Downey
Harold Dawson dan Louden Downey

Danny awalnya hendak bernegosiasi dengan Kapten Jack Ross (Kevin Bacon) sebagai Jaksa Penuntut kasus tersebut mengenai pembelaan, Dawson dan Downey yang mengetahuinya menolak ikut dan tetap bersikeras bahwa Letnan Kendrick telah memberi mereka perintah “kode merah”. Hal ini membuat Danny ingin mundur karena dirasa tidak ada kemajuan signifikan pada kasusnya.

Apa arti perintah “kode merah” dalam Films A Few Good Men?

Code Red” adalah hukuman ekstrajudisial atas dugaan tindak pidana atau pelanggaran yang dilakukan tanpa proses hokum dari pengadilan. Namun dalam militer, istilah kode merah diartikan sebagai perintah perploncoan marinir dan kode merah sangat bertentangan dengan kebijakan Korps Marinir Amerika Serikat.

Dawson dan Downey sebelumnya bersikeras bahwa mereka tidak bersalah dikarenakan mereka hanya menjalankan perintah dari pimpinan mereka. Dalam militer Amerika Serikat, moto yang dianut adalah prinsip “Units, corps, God, and country” (kesatuan, korps, Tuhan, dan negara) yang artinya tindakan apapun dianggap benar apabila sedang melaksanakan perintah pimpinan.

Berdasarkan keterangan dari Dawson dan Downey, artinya Santiago meninggal dunia akibat insiden perploncoan yang diperintahkan oleh pimpinan, hal yang sangat bertentangan dengan kebijakan dan ketentuan kelautan Amerika Serikat, yang apabila terbukti dapat berakibat buruk terhadap karir pemberi perintah. Galloway jelas sejak awal mencurigai Kolonel Jessup memberikan perintah “kode merah” yang kemudian diturunkan Letnan Kendrick ke dua bawahannya tersebut. Namun, bagaimana membuktikan hal tersebut sedangkan Kolonel Jessup adalah pimpinan yang sangat ditakuti dan seorang penyandang gelar kehormatan militer tertinggi, jelas karir Galloway dan Danny berada dalam bahaya.

Namun kemenangan mulai terlihat ketika Letkol Markinson berbicara kepada Danny dan bersedia bersaksi di pengadilan bahwa memang ada perintah “kode merah” dari Kolonel Jessup. Akan tetapi hari ia bersaksi tidak pernah terjadi, Letnan Markinson ditemukan tewas bunuh diri sebelum persidangan karena perasaan bersalah tak dapat melindungi bawahannya. Danny yang mulai putus asa mendapatkan semangat dari Galloway, meyakinkan ia untuk memenangkan sidang. Pada akhirnya, ia mendatangkan Kolonel Jessup sebagai saksi. Berkat kelihaiannya dalam memberi pertanyaan cerdik yang menjebak, Kolonel Jessup akhirnya mengakui ia telah memberikan perintah “kode merah” disidang terakhir. Karena kesaksian tersebut, Dawson dan Downey dinyatakan tidak bersalah oleh hakim, namun keduanya tetap dipecat dari Korps Marinir. 

Kaffe dan Galloway di Pengadilan Militer
Kaffe dan Galloway di Pengadilan Militer

Sebelumnya, dalam konfrontasi dengan Danny, Kolonel Jessup berbicara tentang rantai komando kaku di militer.

We follow orders or we die!”

Dalam hal apapun, seorang marinir tidak dapat mengabaikan perintah pimpinan, sama seperti yang dipercayai oleh Dawson dan Downey. Namun, pengadilan di A Few Good Men hanya mengambil sedikit keterangan dari Kolonel Jessup dan menggabungkannya dengan kesaksian tentang perintah “kode merah” untuk menuntut Jessup.

Lantas bagaimana pengadilan militer di Indonesia bekerja?

Di Indonesia, peradilan militer adalah bagian dari sistem kekuasaan kehakiman di bawah Mahkamah Agung yang bertugas memeriksa dan memutus perkara terhadap kejahatan yang berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan militer dan sengketa Tata Usaha Militer. Peradilan militer sendiri meliputi:

  • Pengadilan Militer untuk tingkat Kapten ke bawah;
  • Pengadilan Militer Tinggi untuk tingkat Mayor ke atas;
  • Pengadilan Militer Utama untuk tingkat banding pada perkara yang telah diputus pada tingkat pertama oleh Pengadilan Tinggi Militer; serta
  • Pengadilan Militer Pertempuran untuk perkara khusus di medan pertempuran.

Perundang-undangan yang mengatur tentang peradilan militer adalah Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Apabila kejadian yang sama terjadi di Indonesia, pelaku akan diadili di pengadilan militer. Berdasarkan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997, pengadilan dalam lingkungan pengadilan militer berwenang:

  1. Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu melakukan tindak pidana adalah:
    •  Prajurit;
    • yang berdasarkan undang-undang dengan Prajurit;
    • anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau yang dipersamakan atau dianggap sebagai Prajurit berdasarkan undang-undang;
    • seseorang yang tidak masuk golongan pada huruf a, huruf b, dan huruf c tetapi atas keputusan Panglima dengan persetujuan Menteri Kehakiman harus diadili oleh suatu Pangadilan dalam lingkungan peradilan militer.
  2. Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata.
  3. Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang bersangkutan atas permintaan dari pihak yang dirugikan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan, dan sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.

Kemudian Pasal 10 pada undang-undang yang sama menyatakan, Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh mereka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 angka 1 yang:

  1. Tempat kejadiannya berada di daerah hukumnya; atau
  2. Terdakwanya termasuk suatu kesatuan yang berada di daerah hukumnya.

Berdasarkan kejadian yang biasa terjadi di Korps Marinir, ada perbedaan antara praktikal dan yang terjadi sebenarnya, jadi tidak ada hal yang dapat dilakukan untuk dapat menuntut Kolonel Jessup. Korps Marinir di seluruh negara memiliki disiplin internal yang kurang lebih mirip. Dalam Korps Marinir Amerika Serikat sendiri terdapat sejarah panjang disipin internal yang mungkin tampak tidak adil bagi masyarakat awam. Tapi secara realistis, secara internal kemungkinan ia akan dipuji atas tindakannya dan melanjutkan karirnya. Bukan berarti marinir menjustifikasi kematian seseorang, namun sebagai pejuang mereka menganggap luka adalah hal yang biasa. Seperti kata seorang pensiunan Mayor Marinir disebuah forum film, “If you can’t take it, you shouldn’t be there.” 

Bagi marinir, melanggar perintah pemimpin dapat berakibat buruk, kehilangan pangkat dan kehormatan, namun seperti yang Danny katakan pada Dawson:

"You don’t need to wear a patch on your arm to have honor."  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun