[caption caption="Cunca Rami session"][/caption]Punya satu hari di Flores? Gak perlu bingung apalagi canggung! Bisa coba cara menghabiskan waktu di bumi Flores ala saya dan teman-teman. Tapi jangan pernah mencoba jalur darat ke tanah penghasil kopi ini. hadeh.....melelahkan, kecuali penikmat perjalanan darat silakan. Hmm… ada yang penasaran jalur darat beginilah lika-likunya. Praya, tampak jelas tulisan itu menandaskan Lita dan Lora dan saya tiba di airport Lombok, berada di Lombok Tengah tepatnya tanggal 21 Juni 2016. Kami sudah tahu info sebelumnya dari airport harus menuju terminal Mandalika. Keluar dari airport harus pandai-pandai menawar taksi- di sini artinya lebih kepada menyewa mobil- kami pun beraksi.
Sstt...taksi di bandara resminya Rp280.000 dengan Mobil Xenia ini pun masih boleh dinego. Kami masih merasa mahal di kantong. Kami bergegas ke luar untuk menawar taksi-mobil pribadi, agak alot dapat juga sampai akhirnya dengan harga Rp150. 000,00. Dengan naik Damri pun bisa namun rutenya terlalu berputar-putar- pusing pala Barbie…
Tiba di terminal Mandalika kami seperti diserang awak bus yang menawarkan tiket berbagai jurusan. Hadehh….padahal saat itu kami sedang menunggu seorang teman untuk berangkat bersama. Aha…itu dia datang, Agus namanya…padahal belum kenal hanya kami yakin dia orangnya dari bawaannya yang mencolok mata dengan tas ransel besar yang dibawanya- ciri-ciri orang yang hendak bepergian berhari-hari.. pulang kampung kali ye…
Terima kasih loh Gus, tiket kami sudah dibelikan lebih dahulu. Beristirahat sebentar di warung setempat lalu naik bus Surya Kencana menuju Bima seharga Rp250.000,00 (diskon 10 ribu sebab membeli 4 tiket). Harga tersebut sudah termasuk tiket penyeberangan Ferry dari Pelabuhan Kayangan menuju Pelabuhan Tano- jika salah nama tempat maaf, waktu tanya sama penumpang kapal lainnya dalam keadaan banyak angin jadi mungkin saja kurang jelas pelafalannya. Lamanya mencapai 13 sampai 14 jam- catatan lain termasuk 2 jam di kapal Ferry- untuk sampai ke Terminal Bima. Naik bus jam tiga sore dan tiba di Bima dini hari sekitar pukul tiga pagi tanggal 22 Juni 2016. Sabar cuy..perjalanan ini masih belum berakhir.
Dari Bima? Rute ini yang tidak kami ketahui, sebab kala itu kami ditolong Agus menumpang di rumah kos temannya, Yunus- thank you bro… Tapi tenang saya sudah dapat info, dari Bima kita dapat menyewa mobil atau naik bus menuju pelabuhan Sape. Beristirhat sebentar sambil menunggu pagi untuk berangkat menuju Pelabuhan Sape.
Tiba di sape masih pagi, bukan tak tahu jadwal sebab teman baru yang baik itu akan bertugas di polsek Bima jadi kami harus mengikuti jadwal beliau. Jadilah kami ber-wefie lebih dulu- jangan terlalu menjorok ke laut sebab bebatuannya cukup licin.
Dari sape menuju bajo memkan waktu 7-8 jam dengan harga tiket Rp55.000,00. Berganti gaya sesering apa pun tetap saja bosan. Jadi pikir-pikir lebih dulu sebelum mengikuti cara saya he he... saya pikir masih ada satu bulan lagi untuk dapat sampai ke Labuan Bajo, fuihh..sampai juga sore harinya.
Dasar backpacker kami langsung mencari penginapan. Ke arah kanan atau kiri? Memakai feeling saja kami melipir ke kanan dari arah pelabuhan. Hanya beberapa langkah saja tampak dalam pandangan kami permukiman sekaligus area bisnis yang mengular dari ujung ke ujung jalan.
Hanya butuh waktu setengah jam unuk mendapatkan penginapan yang biasa ajah seharga Rp150.000,00/ malam untuk dua orang. Tambahkan 50 ribu saja untuk diijinkan masuk tiga orang TANPA tambahan extra bed. Satu hal yang tak terhindarkan jalan berdebu di mana-mana, maka pakai masker jika ingin jalan-jalan. Wejangan lainnya, penting banget mencari info sebanyak mungkin untuk mencari info penginapan sebab begitu keluar dari kapal akan banyak sekali penawaran ragam penginapan yang bisa membuat pusing. Sudah mabuk laut masih pula mabuk darat sebab ‘iklan’ penginapan yang dilancarkan bertubi-tubi oleh penduduk setempat. Brrr…..
Berdasarkan jadwal packet dari Dolan Karo Konco  (DKK) dimulai tanggal 24 Juni, artinya kami masih punya satu hari waktu luang di Labuan Bajo, ngapain? Belum terpikirkan akan ke mana saja akhirnya kami bertemu satu lagi peserta tour lainnya dari DKK juga, Nicko. Kini kami berlima. Malam tiba artinya jadwal makan malam. Sudah kenyang baru bisa mikir heheh….Untuk makan malam tinggal pilih saja mahal meriah atau murah meriah. Feel free to choose!
Bla... Bla...dipersingkat saja rapatnya agar tak sealot anggota dewan di gedung pusat kota Jakarta. Kami memutuskan untuk menuju Cunca Rami, Goa cermin dan bukit Amelia untuk sunset dengan harga murah menyewa mobil Rp400.000,00 untuk pemakaian jam 7 pagi sampai 6 sore. Rajin-rajin compare dengan car rental yang satu dengan yang lainnya. Semangat! See you.... Malam datang kami tidur...zzztt....