Mohon tunggu...
Rr Shafitri
Rr Shafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Undergraduate Psychology Student at Airlangga University

I read to live, I live to read

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenali Burnout dalam Laju Kehidupan yang Tak Pernah Berhenti

21 November 2024   08:49 Diperbarui: 21 November 2024   08:53 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah anda merasa kelelahan, baik secara fisik maupun mental, ketika sedang menjalani suatu hal, seperti saat sedang berkuliah, bekerja, ataupun bersekolah? Entah karena banyaknya tugas yang menumpuk, program kerja yang harus diselesaikan, pekan ujian yang semakin dekat, atau karena alasan pribadi lainnya. Setelah itu, yang terjadi adalah penurunan motivasi dalam diri anda untuk menuntaskan kewajiban dan rutinitas tersebut. Pada akhirnya, pekerjaan yang seharusnya anda tuntaskan malah tidak terselesaikan. Ternyata ada sebuah istilah yang bisa menjelaskan fenomena tersebut. Jika anda merasakan hal-hal tersebut, besar kemungkinan anda sedang mengalami burnout.

Lalu, apa sebenarnya burnout itu? Burnout adalah suatu kondisi dimana seseorang merasa sangat kelelahan, baik secara fisik maupun mental. Seseorang yang sedang burnout akan mengalami penurunan motivasi, kinerja, dan akan muncul sifat negatif terhadap diri sendiri maupun orang lain. Akhirnya pekerjaan yang seharusnya dapat diselesaikan malah menjadi tidak tuntas.

Pada kebanyakan kasus, orang-orang yang sedang mengalami burnout justru tidak menyadarinya. Biasanya mereka akan terus menyibukkan diri tanpa memperhatikan keadaan diri mereka sendiri. Mereka baru berhenti saat sudah merasa kelelahan yang sangat berlebihan sehingga tidak dapat melanjutkan pekerjaannya.

Ada banyak penyebab burnout yang bisa kita kenali sehingga kita dapat mengidentifikasi burnout sebelum terlambat. Penyebab-penyebabnya yaitu adalah beban kerja yang besar dan di luar kapasitas, masa kerja yang panjang, kurangnya kemampuan dalam beradaptasi terhadap sesuatu yang baru, dan juga gaya hidup yang penuh dengan banyak tekanan. Selain faktor-faktor tersebut, burnout bisa disebabkan oleh faktor internal, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan kepribadian.

Kita dapat mengenali burnout melalui beberapa ciri-ciri, seperti merasa badan mudah lelah padahal pekerjaan yang dilakukan tidak begitu berat, sulit untuk tidur, nafsu makan berubah, sakit kepala maupun nyeri otot, hilangnya motivasi dan kepercayaan diri, merasa gagal, tidak puas, dan sendiri dalam menjalani hidup. Dampak yang dihasilkan dari burnout tidak hanya memengaruhi diri sendiri namun juga bisa memberikan pengaruh pada kehidupan sosial bagi yang mengalami, sehingga orang lain juga dapat merasakan dampaknya. Hal tersebut yakni seperti mengurung diri dan enggan bersosialisasi, tidak kompeten dalam melaksanakan tanggung jawab sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak akan maksimal, serta sering marah dan tersulut emosi akan hal-hal kecil khususnya tentang pekerjaan.

Ada banyak sekali upaya yang dapat kita lakukan agar tidak mengalami burnout. Pastikan kita mendapatkan istirahat yang cukup. Pekerjaan yang cukup berat akan dapat dikerjakan dengan maksimal apabila kita memiliki energi yang cukup, energi tersebut bisa kita dapatkan salah satunya yaitu dari istirahat yang cukup. Berikutnya adalah rekreasi dan berlibur. Walau hanya sekadar me time berkeliling dalam mall juga dapat membuat suasana hati dan pikiran menjadi lebih baik sehingga beban dalam diri kita bisa setidaknya sedikit terangkat. Pergi berlibur ke suatu tempat seperti destinasi alam juga dapat menenangkan pikiran dan menyegarkan mata sehingga akan mengurangi stres. 

Selanjutnya yaitu memiliki pola hidup yang sehat. Hal ini memberikan dampak yang baik untuk kesehatan fisik dan mampu meningkatkan relaksasi dalam diri. Terapi dan konseling juga bisa menjadi salah satu alternatif lain dalam upaya mencegah terjadinya burnout. Terapis dan konselor adalah seorang professional yang dapat menangani kita dengan memberikan dukungan emosional dan strategi yang baik. Jangan lupa untuk lakukan hobi yang kita sukai agar hidup tidak monoton. Yang terakhir, berikan afirmasi positif untuk diri sendiri, posisikan diri kita di lingkungan yang nyaman, tentukan skala prioritas yang jelas, dan jagalah keseimbangan dalam hidup kita.

Di zaman yang serba maju ini, sudah banyak orang yang mulai sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental. Bukan hanya kesehatan fisik saja yang diperhatikan namun juga ada kesehatan mental yang tidak kalah penting. Kedua hal ini saling bersinergi dalam hidup kita sehingga kita harus menjaga keduanya semaksimal mungkin.

Burnout bukanlah kondisi yang muncul secara tiba-tiba. Pasti ada stress menumpuk yang melatarbelakanginya. Dengan mengenali penyebab, ciri-ciri, dan cara mencegah serta mengatasi burnout, kita sebisa mungkin untuk dapat menghindari burnout. Sudah banyak layanan-layanan dan orang-orang professional yang ahli di bidang ini sehingga tidak ada lagi alasan bagi kita untuk mengabaikan kesehatan mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun