Mohon tunggu...
Riski Rosalie
Riski Rosalie Mohon Tunggu... Freelancer - Listen, Keep, Write it Down

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Peluntur Dusta

6 September 2020   03:18 Diperbarui: 6 September 2020   03:20 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.unsplash.com (Osman Rana)

Mahkota berangkai biru sembilu
Dari mawar yang durinya tertinggal menancap di jantung
Waktu menekannya perih mendalam
Menagih iba dalam teriakan yang bungkam

Di tengah hujan air mata tersembunyi
Mengucur deras tiada sadari
Matanya buram di bawah hujan
Lantang menjerit tanpa mengusik telinga

Meminta hujan bertahan lebih lama
Biarkan ia puas menangis diselimutinya
Sebab matahari membuatnya bersandiwara
Dan ketenangan menelan suaranya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun