Solusi Real-Time Pemantauan Tambak Udang melalui Integrasi HMI dan IoT
Penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dalam sistem monitoring dan kendali semakin luas diterapkan di berbagai sektor, termasuk akuakultur. Artikel yang ditulis oleh Maman Somantri, M. Arfan, dan Oscar Solideo Siregar (2022), berjudul Adaptasi Human Machine Interface (HMI) dalam Monitoring dan Kendali Kualitas Air pada Tambak Udang, memaparkan solusi cerdas berbasis HMI untuk memantau dan mengelola kualitas air tambak udang vaname.Â
Dalam budidaya udang, kualitas air merupakan faktor kunci yang menentukan kelangsungan hidup dan tingkat pertumbuhan. Udang vaname, yang menjadi fokus dalam penelitian ini, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, seperti fluktuasi suhu, pH, dan kadar oksigen. Mengelola kondisi ini secara manual sangat sulit dilakukan secara real-time, sehingga dibutuhkan sistem yang dapat memantau secara otomatis dengan respons cepat.
Penelitian ini menggambarkan bahwa teknologi IoT yang terintegrasi dengan HMI berbasis web adalah solusi tepat untuk kebutuhan tersebut. Dalam studi ini, HMI berhasil diimplementasikan untuk memantau berbagai parameter air seperti pH dan kadar oksigen, serta memberi kontrol jarak jauh bagi operator tambak. Melalui metode pengujian black box, penelitian ini menunjukkan keberhasilan sistem dalam skenario nyata, dengan tingkat kepuasan pengguna yang diukur melalui survei yang menunjukkan bahwa 40% responden menilai sistem ini sangat baik, sementara 60% lainnya menganggap sistem ini berjalan secara memadai.
Pada tahap awal ini, terlihat bahwa teknologi IoT dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional budidaya udang. Dengan akses yang memungkinkan pemantauan di mana saja dan kapan saja, teknologi ini bisa menjadi game changer dalam industri perikanan dan akuakultur, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan manajemen sumber daya.
***
Teknologi Human Machine Interface (HMI) yang berbasis Internet of Things (IoT) telah memberikan dampak signifikan dalam berbagai industri, termasuk akuakultur. Dalam konteks tambak udang, solusi berbasis HMI yang diusulkan oleh Somantri et al. (2022) berfokus pada peningkatan kemampuan pengelolaan kualitas air secara real-time.Â
Dengan menggunakan sensor yang mendeteksi parameter-parameter penting seperti pH, suhu, kadar oksigen, dan salinitas, sistem ini mampu memberikan data yang akurat kepada operator tambak. Tidak hanya itu, sistem ini memungkinkan operator melakukan tindakan korektif dari jarak jauh melalui antarmuka berbasis web yang user-friendly. Sistem ini, yang diuji menggunakan metode black box, berhasil mengatasi masalah konvensional seperti keterbatasan waktu respons dan ketergantungan pada pemantauan manual.
Penerapan metode Rapid Application Development (RAD) juga mempercepat siklus pengembangan sistem ini. Dengan integrasi teknologi IoT, sistem ini memungkinkan pemantauan dan pengendalian air dari perangkat apapun yang terhubung ke internet. Hasilnya, operator tambak dapat menjaga kualitas air tetap optimal tanpa harus hadir secara fisik di lokasi tambak.Â
Menariknya, dari lima responden yang dievaluasi dalam studi ini, dua di antaranya menilai HMI ini sangat baik, sementara tiga lainnya menganggapnya biasa saja. Persentase ini menunjukkan bahwa meski sistem ini berhasil diterapkan, masih ada ruang untuk pengembangan, terutama dalam hal tampilan dan pengalaman pengguna.
Selain memberikan kemudahan dalam pengawasan kualitas air, artikel ini menunjukkan bahwa HMI mampu memproses data dalam bentuk grafik dan tabel, memudahkan operator untuk melihat tren dan mengambil keputusan berbasis data. Proses ini juga mencakup kemampuan untuk mencatat dan menyimpan data historis, yang penting dalam menganalisis fluktuasi kualitas air dari waktu ke waktu. Keunggulan lain dari sistem ini adalah kemampuannya untuk memberikan notifikasi atau alarm ketika terjadi penyimpangan dari parameter yang diinginkan, memastikan bahwa tindakan dapat segera diambil untuk meminimalisasi risiko bagi kehidupan udang vaname.