Hasil studi terbaru yang dilakukan para ilmuwan di the Journal of Psychopharmacology merupakan hasil studi komprehensif akan dampak jangka panjang penggunaan obat-obatan antipsikotik pada anak-anak yang mengalami masalah dalam hal tingkah laku seperti Oppositional Defiant Disorder (ODD), gelisah, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dan autisme.Â
Pada umumnya, anak-anak yang mengalami masalah dalam hal tingkah laku ini menunjukkan tingkah laku yang agresif dan tingkah laku abnormal lainnya, seperti memukul, menendang, bahkan terkadang mengancam dengan menggunakan pisau.
Dalam mengatasi kelainan tingkah laku ini biasanya dokter memberikan obat-obatan seperti Risperidone, Olanzapine, dan Aripiprazole. Obat-obatan antipsikotik berdosis kuat memang biasa digunakan dokter untuk mengatasi pasien yang mengalami masalah kesehatan mental seperti schizophrenia dan bi-polar yang biasanya tidak terdiagnosa sampai mencapai usia dewasa.
Dengan semakin bertambahnya usia anak-anak yang mendapat obat-obatan ini ini akan mengalami efek negatif, seperti terganggunya perkembangan otak, mengalami depresi, mengalami kegelisahan, menunjukkan gejala hiperaktif. Efek samping ini tidak hanya ditemukan pada penggunaan obat-obatan antipsikotik pada anak, namun pada orang dewasa yang menimbulkan efek samping jangka panjang yang serupa.
Obat-obatan ini ternyata memblokir reseptor pada otak yang sedang tumbuh dan berkembang yang justru berakibat berkembangnya lebih banyak reseptor dan berimplikasi pada semakin memburuknya kesehatan mental anak di kemudian hari.
Anak laki laki yang mendapatkan pengobatan antipsikotik Risperidone menunjukkan gejala hiperaktif yang lebih besar dengan semakin bertambahnya usia. Memang para ilmuwan masih mendalami mekanismenya untuk menjelaskan mengapa anak laki-laki mengalami efek samping yang lebih besar jika dibandingkan dengan anak perempuan di kemudian harinya.
Mengingat ketiga obat antipsikotik ini memberikan efek samping jangka panjang yang buruk, dianjurkan agar para dokter lebih berhati-hati sebelum memutuskan untuk memberikan obat-obatan ini kepada anak-anak dan juga orang dewasa mengingat risikonya yang cukup besar di kemudian hari ketika anak-anak tersebut tumbuh dewasa.
Sumber:Satu,Dua,Tiga,Empat, Lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H