Keberadaan virus yang ditularkan dan disebarkan oleh nyamuk kini sangat mengkhawatirkan dunia. Di tengah-tengah maraknya virus Zika yang sedang menghantui dunia, dunia ilmu pengetahuan kembali dihebohkan dengan vuris jenis baru yang juga disebarkan oleh nyamuk.
Virus yang dinamakan “Mayora” ini ditemukan pada pasien di Haiti dengan gejala sakit yang cukup parah yang belum pernah sebelumnya di temui di negara Karibia ini. Virus ini merupakan kerabat virus chikungunya yang untuk pertama kalinya penah diisolasi pada tahun 1954. Namun setelah periode waktu tersebut dilaporkan hanya pernah menyebar secara terbatas di wilayah Amazon.
Dengan ditemukannya kembali virus ini, pertanyaan yang muncul sekarang adalah apakah virus ini mulai muncul kembali ke permukaan dan dikhawatirkan akan meledak dan menghantui dunia sebagai mana dengan keberadaan virus Zika saat ini ?
Kekhawatiran para ilmuwan yang menemukan kembali virus Mayora ini memang cukup berasalan, karena dikhawatirkan penyebaran virus ini akan sama cepat dan dasyatnya dengan chikungunya, dengue dan Zika.
Keberadaan virus ini terdeteksi pada bulan Januari 2015 lalu pada sampel darah seorang anak laki laki berusia 8 tahun di wilayah pedesaan di Haiti. Anak ini mengalami demam dan sakit pada perut, namun tidak menunjukkan tanda ruam ataupun sakit tenggorokan ataupun mengeluarkan lendir di saluran pernafasannya.
Hasil analisa laboratorium dengan menggunakan teknik polymerase chain reaction (PCR) menunjukkan bahwa virus ini berbeda dengan virus chikungunya dan dideklarasikan sebagai virus baru yang dinamakan dengan virus Mayora.
Secara genetis, virus yang ditemukan ini berbeda jenisnya dengan virus yang pernah ditemukan di Brazil dan belum diketahui apakan virus ini spesifik untuk Haiti saja ataupun merupakan rekombinasi virus yang ada sebelumnya.
Walaupun gejala umum penderita yang terkena virus Mayora ini hampir sama dengan penderita chikungunya, seperti demam, sakit pada persendian, sakit pada otot, ruam dan juga sakit pada bagian perut, namun penderita akan mengalami sakit pada pensendian dengan waktu yang lebih lama.
Dengan mengamati gejala yang hampir sama pada penderita virus Mayora ini dengan penderita chikungunya, dikhawatirkan akan mempercepat penyebaran virus baru ini karena ada peluang terjadi salah diagnosis.
Keberadaan virus Mayora ini diperkirakan akan menjadi ancaman yang sangat serius bagi anak anak dan juga orang tua usia lanjut karena dampaknya lebih parah dari penderita chikungunya.
Sumber: