[caption id="" align="aligncenter" width="425" caption="Photo : http://nspt4kids.com"][/caption]
Hasil studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di University of Montreal dan CHU Saninte-Justine Hospital di Montreal Kanada menunjukkan bahwa sifat agresif yang terjadi pada anak Balita lebih banyak dipengaruhioleh faktor keturunan (genetik) jika dibandingkan dengan faktor lingkungan.Sifat agresif ini biasanya muncul mulai dari masa bayi dan terus meningkat sampai pada usia antara 2 sampai 4 tahun.
Memang faktor keturunan tidak sepenuhnya menentukan sifat agresif pada Balita.Sebagai contoh pada tahun 2013 Medical News Today melaporkan suatu hasil studi yang menunjukkan bahwa ibu-ibu hamil yang senang mengonsumsi junk food diduga meningkatkan sifat agresif pada anak yang dilahirkannya.
Universitas Montreal telah melakukan studi tingkah laku Balita dengan melibatkan sebanyak 667 pasang anak kembar baik kembar identik maupun non identik.Para orang tua diminta untuk menilai tingkat agresif anaknya seperti memukul, menggigit, mendorong, menendang dan berkelahi pada usia 20, 32 dan 50 bulan.Selanjutnya para peneliti mencari hubungan perilaku tersebut dengan kondisi lingkungan dan genetik pasangan kembar tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat agresif pada Balita lebih banyak dipengaruhi oleh faktor genetik dibandingkan dengan pengaruh lingkungan dimana Balita kembar tersebut dibesarkan.Studi ini kembali menekankan bahwa sifat agresif ini menunjukkan peningkatan dengan bertambahnya umur dan dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan.
Para peneliti menduga bahwa peran gen (faktor keturunan) dalam menetukan sifat agresif pada balita dapat mencapai lebih dari 50% selanjutnya dalam perkembangannya sifat agresif ini akan dibentuk dan ditentukan juga oleh lingkungan dimana Balita tersebut dibesarkan.
Walaupun sifat agresif pada Balita ditentukan oleh faktor turunan, sebaiknya para orang tua tidak menyerah begitu saja karena faktor genetik ini akan berintraksi dengan faktor lingungan.Balita yang memiliki gen agresif ini jika dibesarkan pada lingkungan keluarga yang kasar dan agresif maka sifat agresif Balita tersebut akan semakin berkembang.Sebaliknya jika Balita tersebut dibesarkan pada keluarga yang penuh kedamaian dan kehalusan, maka sifart agresif pada Balita tersebut dapat ditekan.
Studi jangka panjang menunjukkan bahwa banyak Balita yang memperlihatkan sifat agresif setelah menjadi remaja dan dewasa tidak menunjukkan lagi sifat agresifnya jika dibesarkan pada keluarga yang harmonis.
Sumber : http://www.medicalnewstoday.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H