Keretakan Netanyahu dan Obama sudah muncul kepermukaan. Photo: http://www.thecommentator.com/
Pernyataan Obama dan Netanyahu yang secara terbuka memperlihatkan tidak sejalannya dan tidak harmonisnya kebjikan luar negeri kedua negara dapat dianggap sebagai fenomena baru.
Pada saat Netanyahu berbicara di kongres Amerika dalam rangka kampanyenya, walaupun cukup mendapatkan respon yang hangat namun terasa hambar karena Obama tidak menghadiri acara tersebut.Secara blak-blakan Obama mengatakan tidak ada hal yang baru yang akan dia dengar, sehingga dia memutuskan untuk tidak menghadiri acara tersebut.
Konfrontasi kedua pimpinan dunia ini yang dianggap oleh berbagai kalangan sebagai yang “terburuk” yang pernah ada menyangkut 2 kutub pandangan yang bertolak belakang.
Sikap keras Netanyahu yang tidak akan menyetujui segala upaya untuk berdirinya negara Palestina merupakan ganjalan besar bagi Amerika.Politik zero kompromi Netanyahu ini tidak hanya menyangkut pendirian negara Palestina, akan tetapi juga ketidaksetujuan Istrael akan upaya Amerika untuk mendiskusikan program nuklirnya dengan Iran.Bahkan Netanyahu menyatakan bahwa jika dialog dan kesepakan nuklir Amerika dan Iran berhasil dicapai maka ini akan menjadi ancaman yang sangat serius bagi Israel.
Bocoran dari white house menyatakan bahwa Israel telah memata-matai Amerika terkait dengan negosiasi program nuklir dengan Iran untukmenghancurkan kredibilitas politik luar negeri Amerika. Sumber yang cukup dipercaya menyatakan bahwa informasi negosiasi program nuklir dengan Iran yang didapat Israel diberikan kepada politisi Amerika yang berseberangan dengan Obama untuk menghancurkan kredibilitas politik luar negeri Obama.
Setelah selesai masa kampanye dan Netanyahu memenangkan kembali kursinya, tampaknya menyadari bahwa perbedaan pendapat dengan Amerika akan merugikan Istrael.Oleh sebab itu pihak Israel sekarang sibuk menepis adanya penyadapan ini.Bahkan Menteri Luar Negeri Israel menyatakan secara tegas ketidak benaran isu spionase ini.
Sikap Amerika yang berpendapat bahwa dalam upaya membangun perdamaian jangka panjang tiga isu utama harus diselesaikan bersamaan yaitu keamanan Israel, aspirasi Palestina dan stabilitas regional.Tampaknya 2 isu terakhir ini ditentang habis-habisan oleh Netanyahu. Rupanya visi baru Amerika yang mendukung pendirian negara Palestina yang berdampingan dengan Israel tidak sejalan dengan haluan keras Netanyahu.
Sikap Amerika yang tidak lagi selalu mengiyakan semua keinginan Istrael menjadi fenomna baru dalam pilitik luar negeri Amerika.Timbulnya gerakan anti Amerika, gerakan radikalisme di timur tengah dan juga masalah ISIS disinyalir timbul akibat rasa ketidakadilan yang diperlihatkan oleh Amerika selama ini yang selalu menganak emaskan Israel.Tampaknya anak emasitu sekarang sudah mulai sedikit demi sedikit disapih.
Jika Amerika konsisten dengan visi baru politik barunya di Timur tengah dan salah satu gagasan perdamaiannya yang mendukung berdirinya negara Palestina berhasil diwujudkan, bukan tidak mungkin akan terjadi pergeseran peta politik dan perdamaian di Timur Tengah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI