Alergi terhadap makanan biasanya terkait dengan mengkonsumsi seafood, namun akhir akhir ini di dunia kasus alergi terhadap daging meningkat cukup tajam. Mungkin kita bertanya: “ mana mungkin orang alergi terhadap daging, kita sudah biasa makan daging karena enak?
Kasus alergi terhadap daging untuk pertama kalinya dilaporkan di jurnal Internal Medicine pada tahun 2007, sejak itu kejadian alergi ini semakin meningkat. Kejadian alergi terhadap daging ini memang cukup unik, karena dapat saja tiba tiba dialami oleh seseorang yang sebelumnya tidak menunjukkan gejala apapun ketika mengkonsumsi daging.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alergi terhadap daging itu dipicu oleh gigitan kutu yang dikenal sebagai kutu Lone Star . Â Kasus ini sudah banyak dilaporkan di Eropa, Asia, Amerika Tengah dan Afrika, sedangkan kasus terparah terjadi di Australia.
Kejadian alergi terhadap daging yang dihubungkan dengan gigitan kutu ini sangat tinggi di wilayah tertentu di Australia seperti wilayah pantai di Sydney dimana 1 dari 550 orang menunjukkan gejala alergi ini.
Bagaimana Alergi  terjadi ?
Alergi terhadap daging sapi, domba dan  kambing  ini dikenal dengan nama mammalian meat allergy (MMA).  Kejadian di lapangan menunjukkan bahwa alergi ini juga dapat dipicu jika mengkonsumsi  daging ayam, kalkun, bebek dan juga produk olahan daging lainnya.
Biasanya gejala alergi seperti muka bengkak, muntah, gatal gatal, kejang perut, diare, ganguan pencernaan, batuk batuk, bersin dan hidung berair, sakit kepala, asma dan Anaphylaxis (kesulitan bernafas akibat alergi dan dapat berkibat kematian) terjadi beberapa saat setelah mengkonsumsi daging.
Orang yang alergi terhadap daging ini biasanya tubuhnya bereaksi terhadap molekul alpha-gal yang memiliki gejala yang sama pada orang yang alergi terhadap gigitan kutu.  Alpha-gal  adalah kombinasi molekul gula yang ditemukan di semua mamalia, kecuali pada manusia dan monyet. Â
Jika  dikonsumsi secara oral  substansi ini tidak berbahaya karena tubuh kita  akan dapat menyesuaikan sehingga kita dapat mentoleransi  molekul ini. Namun masalah akan timbul jika Alpha-gal  diinjeksi ke dalam tubuh manusia oleh kutu melalui air liurnya.  Keberadaan Alpha-gal  pada kutu  biasanya berasal dari menghisap darah mamalia seperti kijang, kangguru, bandicoot dll.