Hasil brexit sudah kita ketahui bersama, di mana rakyat Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa. Brexit ini tercatat dalam sejarah Inggris sebagai salah satu referendum yang paling banyak partisipasinya, yaitu mencapai sekitar 75% dari jumlah penduduk Inggris Raya. Korban pertama adalah mundurnya Perdana Menteri Inggris bulan Oktober mendatang. Pasar bursa dan uang dunia bergemuruh dan guncang mengingat Inggris merupakan salah satu pasar bursa terbesar di dunia.Â
Hampir seluruh pasar bursa dunia crash dan terpuruk paling tidak sebesar 6%, yang membuat para pengambil keputusan was-was. Menghadapi shock wave akibat brexit ini dunia sepakat untuk mengambil langkah-langkah positif agar pengaruh keluarnya Inggris dari Uni Eropa ini terhadap perekonomian dunia tidak berbuntut panjang.



Dampak bagi Uni Eropa
Rasa frustrasi Uni Eropa dengan keputusan Inggris ini tercermin dari ucapan pimpinan EU yang mengatakan sekali Inggris mengambil keputusan maka tidak ada celah bagi Inggris untuk kembali lagi. Reaksi dari pimpinan Uni Eropa ini dapat dibaca sebagai luapan kekecewaan dan juga kekhawatiran sekalgus menandakan kelemahan fundamental Uni Eropa selama ini.


Jelas sekali bagi uni Eropa keluarnya Inggris ini suatu kehilangan besar. Tidak hanya sampai di situ saja, keluarnya Inggris dikhawatirkan sebagai awal dari runtuhnya Uni Eropa. Suara permintaan referendum sudah mulai muncul di Perancis dan Belanda yang tentunya jika ini terus bergulir akan menjadi efek domino yang akan meruntuhkan Uni Eropa.
Dampak bagi Inggris
Kita semua mengetahui Inggris dengan sejarah panjangnya mau tidak mau diakui sebagai salah satu negara utama di dunia yang dapat menentukan arah politik, keuangan dan keamanan dunia. Kekuatan dan kebanggaan masa lalu dan masa kini inilah yang membuat rakyat Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa setelah Inggris bergabung dengan Uni Eropa selama 40 tahun.