Dunia ilmiah yang selama ini dianggap sebagai dunia penuh logika dan teruji secara ilmiah data dan informasi yang disebarkannya ternyata tidak luput dari gelombang hoax yang saat ini melanda dunia.
Dalam artikel yang dipublikasikan di the American Journal of Infection Control baru baru ini membuktikan bahwa artikel dan berita ilmiah terkait dengan virus Zika mencapai 43.000 halaman, namun ternyata berita hoax terkait dengan virus Zika ini jauh lebih besar, yaitu mencapai 530.000 halaman.
Hasil analisa yang dilakukan oleh peneliti dari the University of Wisconsin dan Tulane University menunjukkan bahwa 12% dari 200 berita dan artikel yang dikirm lewat Facebook adalah tergolong sebagai rumor ataupun hoax. Topik yang paling populer yang dilanda hoax adalah terkait dengan virus Zika.
Mereka juga berhasil mengungkap bahwa rumor dan teori konspirasi ternyata lebih popular jika dibandingkan dengan fakta ilmiah. Sebagai contoh berita terkait epidemik penyebaran virus Zika yang akan melanda benua Amerika yang disebarkan pada tahun lalu merupakan hoax.
Dengan menggunakan kata kunci “Zika” dan “virus”, para peneliti berhasil mengidentifikasi berita yang disebar baik melalui tulisan maupun video yang di share ternyata 12% diantaranya merupakan rumor yang dapat menyesatkan pendapat masyarakat awam.
Dalam dunia ilmiah termasuk di dalamnya dunia kesehatan, berita rumor tentu saja sangat membahayakan karena akan mengganggu upaya yang sedang dilakukan untuk menanggulangi suatu penyakit yang berpotensi besar meluas.
Artikel ilmiah yang membahas berita hoax dalam dunia kesehatan ini sangat menarik, karena sekaligus membuktikan adanya fenomena baru dimana dokter sudah mulai masuk dan mempelajari dunia "fenomena komunikasi" yang berkembang saat ini.
Pada peneliti sangat khawatir jika orang hanya memfokuskan informasi yang disebarkan hanya melalui Facebook saja dan mengabaikan sumber informasi penting lainnya yang lebih akurat, maka bukan tidak mungkin akan dapat mempengaruhi hasil suatu studi ilmiah.
Dalam dunia kesehatan informasi terkait kesehatan memang harus datang dari institusi berwenang yang memiliki reputasi ilmiah yang menjamin kebenaran informasi ilmiah yang disampaikannya. Sementara itu sebagian besar berita rumor atau hoax sengaja disebarkan lebih mengarah kepada retorika tanpa diserta dengan bukti ilmiah yang memadai.
Kembali pada kasus virus Zika di atas, disaat berita terkait virus ini melanda dunia ternyata sebagian besar informasi yang didapat oleh masyarakat berasal dari berita berita yang beredar di Facebook bukan dari lembaga resmi.
Dalam kondisi seperti ini kita dapat membayangkan dampak salah pengertian yang akan terjadi terakit dengan penyakit dan status penyebarannya jika data empiris menunjukkan bahwa 64% dari orang dewasa mendapatkan informasinya hanya dari media sosial saja.