[caption id="" align="aligncenter" width="564" caption="Gen motor dan sindikat kriminal bersatu mengimpor dan mengedarkan narkoba di Australia. Photo: http://www.abc.net.au/"][/caption]
Australia saat ini sedang kalang kabut menanggulangi masalah narkoba yang sudah menyusup hampir di seluruh lapisan masyarakat.Apakah ini berhubungan dengan tidak diterapkannya hukuman mati bagi bandar narkoba di Australia?
Walaupun pihak berwenang Australia telah berhasil membongkar jaringan narkoba dan menangkap pelakunya dalam lima tahun terakhir ini, tampaknya tidak ada tanda-tanda sedikitpun adanya penurunan kasus narkoba di Australia, bahkan disinyalir semakin meningkat dalam kurun 5 tahun terakhir ini.
[caption id="" align="aligncenter" width="519" caption="Peningkatan pengunaan ekstasi jenis Ice di Australia. Sumber : https://62e528761d0685343e1c-f3d1b99a743ffa4142d9d7f1978d9686.ssl.cf2.rackcdn.com/"]
[caption id="" align="aligncenter" width="564" caption="Perdana Tonny Abbott menyatakan perang terhadap narkoba. Photo: http://www.abc.net.au/"]
Bahkan kepala Australian Crime Commission, Chris Dawson menyatakan adanya indikasi kuat para geng motor dan sindikat kriminal lainnya di Australia bersatu padu menghilangkan perbedaan di antara mereka untuk bekerja bahu membahu melakukan importasi dan mendistribusikan narkoba.Mereka bersatu padu untuk membanjiri Australia dengan narkoba untuk meningkatkan keuntungan mereka dari hasil perdagangan narkoba ini.
Jenis narkoba yang sudah masuk dalam kategori lampu merah adalah jenis ice atau Crystal methyl amphetamine.Jenis ini dianggap paling berbahaya karena pencandu ekstasi jenis ini umumnya juga terkait juga dengan berbagai kasus pembunuhan, kecelakaan lalulintas, kejahatan sexual, kekerasan rumah tangga, pencurian yang sudah pada tahap meresahkan masyarakat.
Kerugian yang ditimbulkan akibat ulah pengguna narkoba ini mencapai $45 milyar setiap tahunnya.Dampak penggunaan narkoba ini sudah menyangkut masalah perekonomian nasional karena terkait dengan masalah biaya kesehatan, pengadilan, penjara dan gangguan mental.
Sumber : The West Australia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H