Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Agar Tetap Eksis, Nissan dan Honda Memang Wajib Merger

25 Desember 2024   09:30 Diperbarui: 25 Desember 2024   09:30 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merger Nissan dan Honda ini tentu saja tidak mudah dilakukan karena di fase awal perusahaan ini harus mengurangi 6% dari total pekerjanya atau setara sebayak 9.000 pekerja. Disamping itu hasil merger ini dalam rangka meningkatkan efisiensi akan mengurangi 20% produksinya untuk mengurangi kerugian yang dialaminya sebelum merger.

Disamping itu perusahaan ini harus melakukan pemotongan gaji pekerjanya sebesar 50% sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan keuangan yang dialaminya.  Dalam mencapai efisiensi, Nissan memang harus  dapat membaca dan merespon selera pasar dengan baik dan juga persingan global dalam dunia otomotif yang semakin ketat.

Masa sulit dan tindakan drastis untuk meningkatkan efisiensi ini memang harus dilakukan jika Nissan dan Honda ingin bertahan di dunia otomotif sebagai pemain  utama.

Akankah Berbuah Manis?

Berita terkait rencana merger kedua perusahaan ini sudahberdampak positif dan  sudah mulai direspon pasar.  Nilai saham Nissan meningkat 20% dan nilai saham Honda meningkat sebesar 3,8%.

Kejayaan  dunia otomotif Jepang tampaknya mulai pudar di tengah tengah persaingan global yang semakin ketat.  Jika di era kejayaan mobil Jepang di tahun 1980 an, merger mungkin tidak pernah terpikir menjadi  salah satu opsi utama karena mobil Jepang menguasai pasaran otomotif dunia, kini merger menjadi salah satu strategi agar dapat bertahan.

Saat ini, dua kunci utama yaitu peningkatan efisiensi dan inovasi teknologi yang berkelanjutan  menjadi kunci utama  agar dapat bertahan bagi  produsen mobil jepang jika tidak ingin pupus seperti layaknya produsen telepon genggam Nokia yang kini hanya tinggal nama akibat tidak dapat bersaing.

Bagi kosumen persaingan yang sangat ketat ini justru menguntungkan karena konsumen akan mendapatkan produk yang unggul dengan harga yang bersaing disamping tentunya konsumen adalah raja yang seleranya harus terpuaskan oleh industry otomotif

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun