Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dampak kekurangan pangan di masa lalu yang pernah dialami Tiongkok menyebabkan terjadinya perubahan metabolik yang menyebabkan penduduknya lebih rentan terhadap kelebihan bobot daban dan obesitas jika mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi.
Gaya hidup di perkotaan yang lebih banyak menghabiskan waktunya di meja kerja dan secara bersamaan meningkatnya konsumsi konsumsi daging, biji-bijian olahan dan makanan olahan yang lebih banyak akibat  pendapatan dan daya beli yang meningkat berkontribusi besar pada kelebihan bobot badan.
Disamping itu menurut pemerintah Tiongkok peningkatan jumlah pasar yang menyediakan makanan cepat saji yang sangat pesat dalam kurun waktu delapan tahun terakhir ini berperan besar dalam peningkatan bobot badan penduduknya. Jumlah penduduk Tiongkok yang mengkonsumsi makanan  cepat saji yang  murah dan tidak sehat semakin meningkat walaupun secara  gizi makanan ini berperan besar dalam meningkatkan bobot badan.
Hal lain yang lebih mengkhawatirkan ternyata obesitas di Tiongkok lebih banyak melanda orang kaya yang secara ekonomi mampu membeli makanan dan minuman sehingga tingkat konsumsinya berlebihan.
Seiring dengan meningkatkan jumlah penduduk Tiongkok yang mengalami obesitas adalah meningkatnya konsumsi obat anti obesitas yang tingkat penjualannya mengalami peningkatan yang sangat pesat. Obat anti obesitas bagi sebagian penduduk Tiongkok merupakan jalan pintas untuk menurunkan bobot badan walaupun dampak negatifnya masih belum tampak.
Pemerintah Tiongkok memang telah berusaha mengurangi laju obesitas ini melalui kampanye konsumsi makanan sehat dan oleh raga, namun hal ini ternyata tidak mudah karena dunia maya yang dibanjiri dengan promosi berbagai  makanan yang menarik dan juga gaya hidup kekinian yang lebih berpengaruh pada penduduk Tiongkok utamanya  pada generasi muda.
Wabah obesitas yang melanda Tiongkok ini menyadarkan kita semua bahwa gaya hidup yang tidak sehat ke depan akan berdampak besar pada metabolisme dan menyebabkan berbagai penyakit metobolik yang akan meningkatkan angka kematian. Oleh sebab itu tidak heran jika WHO menyatakan bahwa dalam kurun waktu 20 tahun ke depan Obesitas akan menjadi wabah dan menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H