Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Urgensi Pembatasan Penggunaan Antibitotik pada Ternak

20 Mei 2024   11:45 Diperbarui: 20 Mei 2024   15:05 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan antibiotik pada ternak menimbulkan resistensi bakteri dan berdampak pada kesehatan manusia. Photo: jetstream4wd / iStock 

Di era peternakan modern, produktivitas ternak meningkat secara tajam, namun sayangnya dalam menopang produktivitas ternak yang tinggi ini masih melibatkan penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik ini umumnya ditujukan untuk menunjang kesehatan ternak agar dapat berproduksi secara maksimal.

Namun sayangnya di beberapa negara utamanya di negara berkembang, penggunaannya tidak diawasi dengan baik walaupun ada aturan yang membatasinya. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan aturan yang ada menyebabkan residu antibiotik masih ada pada produk peternakan seperti, daging, susu, telur yang berdampak ada kesehatan orang yang mengonsumsinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di samping masalah residu antibiotik yang ada pada produk peternakan, penggunaan antibiotik yang berlebihan pada ternak menimbulkan konsekuensi yang buruk bagi kesehatan manusia. Penggunaan antibiotik yang berlebihan ini ditengarai menyebabkan munculnya bakteri super yang sulit untuk dieliminasi dan menjadi ancaman besar bagi kesehatan manusia yang menjadikan penyakit yang sebelumnya ringan menjadi mematikan dan mengancam kehidupan sehari-hari.

Data empiris menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga antibiotik di seluruh dunia digunakan pada hewan ternak dan sering kali digunakan secara serampangan, baik untuk tujuan mengoptimalkan pertumbuhan maupun untuk mencegah infeksi yang timbul akibat kepadatan ternak yang berlebihan, pengelolaan yang buruk, dan kondisi yang tidak sehat di peternakan.

Pengurangan penggunaan antibiotik pada peternakan sangat penting dan mendesak untuk dilakukan untuk mencegah munculnya resistensi dan penyebaran resistensi terhadap antibiotik baik pada manusia maupun hewan.

Sebagaimana diketahui kesehatan dan kesejahteraan hewan sangat erat hubungannya dengan kesehatan manusia, oleh sebab itu kemunculan bakteri yang resisten terhadap antibiotik harus segera diatasi dengan melibatkan komunitas ilmiah, peternak, dokter hewan, perusahaan obat-obatan dan pemerintah.

Di Eropa penggunaan antibiotik ini diatur secara ketat dalam undang undang. Di Undang-Undang yang terbaru penggunaan antibiotik pada ternak hanya boleh dilakukan pada ternak hanya sebagai profilaksis yang berarti bahwa antibiotik hanya boleh diberikan hanya pada kasus kejadian luar biasa saja. Namun sayangnya aturan baru terkait penggunaan antibiotik masih banyak mendapat tantangan dari pengambil kebijakan dengan alasan jika hal ini diterapkan hal ini akan meningkatkan risiko infeksi dan dampak yang buruk jika antibiotik tidak digunakan serta memengaruhi produktivitas ternak.

Dalam praktiknya di lapangan banyak peternakan yang dikelola secara buruk manajemen pemeliharaan ternak dan sanitasinya dengan kepadatan ternak yang tidak sesuai dengan rekomendasi yang ada sehingga dalam situasi seperti ini peternak menggunakan antibiotik dengan dosis tidak sesuai dengan rekomendasi untuk mencegah ternaknya agar tidak terserang bakteri. Bahkan dalam banyak kejadian antibiotik digunakan secara rutin di peternakan walaupun ternaknya tidak sakit.

Jalan pintas penggunaan antibiotik ini pada umumnya dilakukan di berbagai peternakan dengan tujuan agar ternaknya tidak sakit dan untuk menjaga keuntungan yang diperolehnya tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang yang akan menimbulkan resistensi bakteri yang juga akan berdampak langsung pada kesehatan manusia.

Di Indonesia memang ada aturan penggunaan antibiotik ini namun tidak seketat seperti apa yang berlaku di negara maju. Ke depan penggunaan antibiotik memang harus diawasi secara ketat dengan sanksi yang berat bagi peternakan yang melanggarnya karena berdampak langsung pada kesejahteraan hewan, penyebaran penyakit serta kesehatan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun