Ketidakakuran Australia dan Tiongkok memang sudah sangat akut, walaupun pemerintah Australia saat ini berupaya keras mencoba memperbaiki hubungan buruknya dengan Tiongkok ini setelah pemerintahan sebelumnya membenamkan Australia akibat kiblat politiknya mengekor pada Amerika dan sekutunya.
Dari segi ekonomi dan kekuatan militer Australia di atas kertas memang tidak dapat menandingi kekuatan Tiongkok, oleh sebab itu dapat dimengerti jika Australia harus mendekat pada aliansinya yang secara tradisional mengarah ke Amerika, Eropa dan sekutunya.
Namun dari sisi geografis Australia untuk dapat bertahan harus bisa beradaptasi pada negara tetangganya yang utamanya Asia utamanya ASEAN. Sayangnya secara tradisional dan budaya di kawasan ini bercokol kekuatan ekonomi dan militer yaitu Tiongkok.
Upaya Australia menjauhkan negara-negara pasifik dari Tiongkok sebagai bagian dari strategi Indo-Pacific yang digagas Amerika dan sekutunya, termasuk di dalamnya Australia, tidak membuahkan hasil memadai.
Banyak dari negara di kawasan pasifik ini sudah menggeser kiblat politiknya dari Australia ke Tiongkok karena ketidaknyamanannya bersama Australia.
Konsep majikan dan buruh yang diterapkan oleh Australia di kawasan pasifik ini sangat berbeda dengan pendekatan Tiongkok yang lebih mengarah pada bantuan ekonominya yang bersifat tidak terlalu mencampuri urusan dalam negeri negara yang dibantunya.
Pada pertemuan KTT ASEAN yang baru saja usai ini Australia berupaya untuk "menyogok" ASEAN dengan bantuan. Namun upaya tersebut juga tidak membuahkan hasil.
Australia mengumumkan beberapa langkah regional baru pada pertemuan puncak tersebut, termasuk dana $2 miliar untuk meningkatkan perdagangan dan investasi Australia di Asia Tenggara dengan harapan dapat memikat hari negara-negara di ASEAN.
Bahkan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim secara lantang menyerukan agar Australia dapat melakukan pendekatan terhadap Tiongkok dengan cara yang "lebih dewasa", karena selama ini Australia selalu membawa doktrinnya bahwa Tiongkok merupakan ancaman di kawasan Indo-Pacific ini.
Sikap yang diperlihatkan baik oleh Menteri Luar Negeri dan Perdana Menteri Australia pada KTT ASEAN dianggap sebagai sikap yang mencoba adu domba ASEAN dan Tiongkok. Hal itu justru akan mengganggu stabilitas di kawasan ini yang telah lama dibangun oleh ASEAN.