Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Revolusi Sistem Pangan dalam Deklarasi COP28

19 Desember 2023   08:37 Diperbarui: 20 Desember 2023   08:32 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:  Reuters/Amr Alfiky

Ada hal yang siknifikan muncul dari konferensi  iklim dunia COP28 yang berlangsung di Dubai yang dihadiri 130 negara yaitu upaya pencarian solusi yang terkait dengan pangan yang kegiatan produksinya menghasilkan 33,3% gas rumah kaca yang dihasilkan dunia.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pertanian dalam arti luas termasuk didalamnya peternakan disamping menghasikan produk pangan yang sangat bermanfaat juga menghasilkan gas rumah kaca yang persentasinya tidak sedikit. Selama kurun waktu 30 tahun ini masalah gas rumah kaca akibat aktivitas pertanian ini luput dari perhatian dunia dalam setiap pertemuan tahunan PBB mengenai perubahan iklim dan cenderung mengabaikan dampak sistem pangan (mulai menanam, mengirimkan, mengolah dan membuangnya)  terhadap perubahan iklim.

Di penghujung pertemuan kali ini  berhasil disusun peta jalan sistem pangan yang ditetapkan oleh Badan pangan dan pertanian dunia (FAO) yang mendeklarasikan pertanian berkelanjutan sebagai bagian dari upaya merespon perubahan iklim dunia yang tepat. Resolusi ini tentunya merupakan tonggak sejarah baru agar setiap pihak  yang terkait menyadari bahwa pangan yang tersedia dan kita konsumsi sehari hari harus dihasilkan  melalui sistem pertanian yang lebih ramah llingkungan.

Terkait  dengan deklarasi ini FAO membuat dan meluncurkan peta jalan baru produksi pangan dunia yang sejalan dengan tujuan iklim global sebagai upaya untuk mengurangi emisi metana dari peternakan sebesar 25% dan mengurangi separuh emisi limbah makanan pada tahun 2030, sekaligus  merekomendasikan penanaman tanaman dengan keanekaragaman hayati yang lebih beragam.

Terlepas dari skeptisme banyak pihak terkait pelaksanaan di lapangan deklarasi ini, paling tidak dapat dianggap sebagai titik awal penerapan pertanian yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi dampak negatif dampaknya pada perubahan iklim yang semakin memburuk.

Kegiatan peternakan besar yang melalap hutan tropis yang menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan dan juga semakin memburuknya emisi gas rumah kaca diharapkan menjadi fokus untuk perbaikan sistemnya yang lebih ramah lingkungan. Demikian juga penggunaan pupuk yang tidak ramah lingkungan dengan menggunakan bahan bakar fosil dan pembasmi gulma yang berdampak buruk pada kesehatan manusia tidak lagi terjadi dan  dapat dicarikan solusinya.

Deklarasi ini paling tidak dapat menyatukan dunia untuk menajamkan visinya yang terkait dengan sistem pangan masa depan dan mengambil langkah langkah untuk memitigasi emisi gas rumah kaca yang terjadi saat ini. Diperkirakan dekarasi ini akan menimbulkan resistensi dari perusahaan raksasa yang bergerak di bidang pertanian dan peternakan yang mencoba mempertahankan status quo nya untuk mempertahankan keuntungan yang selama ini diraupnya.

Namun tampaknya  sebagian  dari perusahaan raksasa ini telah mencoba melakukan transformasi dengan merubah imej nya seperti yang dilakukan oleh salah satu federasi peternakan sapi  perah dan  sapi potong Amerika yang mensponsori pembahasan salah satu topik yang didiskusikan di konferensi ini dengan topik "How Animal Source Food Nourishes the World in Times of Climate Change"

Hal  ini dapat diterjemahkan sebagai upaya pelaku peternakan ini untuk meyakinkan dunia bahwa peternakan kekinian berperan dalam memberikan solusi positif sebagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari peternakan melalui berbagai teknologi baru yang lebih ramah lingkungan yang selama ini ditengarai kegiatan peternakan berkontribusi terhadap 14% dari emisi gas  rumah kaca dunia.

Deklarasi ini juga diharapkan dapat memicu peningkatan pendanaan dalam sektor pertanian dan peternakan karena selama ini sub sektor ini hanya menerima 3% dari pendanaan iklim. Artinya jika langkah konkrit yang diambil pasca deklarasi ini menunjukkan kemajuan dan menimbulkan dampak posistif maka peningkataan pendanaan pertanian dan sistem pangan yang lebih ramah lingkungan dari dana sektor publik negara yang menandatangani deklarasi ini tentunya akan mendorong pelaku pertanian dan peternakan untuk melakukan mitigasi iklim dalam menjalankan aktivitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun