Lampu merah dunia pendidikan di Korea Selatan kini merona  karena meroketnya angka bunuh diri guru  sekaligus memberikan indikasi bahwa ada sesuatu yang salah dalam sistem pendidikan.
Tidak tanggung tanggung data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Korea Selatan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 6 tahun terakhir saja tercatat sebanyak 100 guru di sekolah negeri  (termasuk di dalamnya 57 guru di sekolah dasar) meninggal dunia karena melakukan tindakan bunuh diri. Kejadian bunuh diri di kalangan guru ini  tentunya dapat dikategorikan sebagai  kejadian luar biasa yang sekaligus mencerminkan betapa beratnya tekanan yang diterima oleh para guru sampai melakukan bunuh diri.
Sebagai bentuk protes terkait peramsalahan  yang dihadapinya, hari senin lalu guru Korea Selatan turun ke jalan untuk melakukan protes atas perlakukan para orang tua dan siswa yang memberikan tekanan yang luar biasa pada guru karena guru dalam mendisiplinkan siswanya dianggap melakukan abuse.
Sebanyak 50 ribu guru turun ke jalan di ibukota  Seoul dan diperkirakan 60-70 ribu guru lainnya juga  turun ke jalan di berbagai wilayah di Korea Selatan.  Para guru ini turun ke jalan setelah pada seorang guru bunuh diri pada bulan juli lalu dan sejak  itu setiap akhir pekan guru turun ke jalan melakukan protesnya.
Guru yang masih muda ini bunuh diri karena tidak kuat menahan beban kerja dan tekanan dari orang tua yang anak anaknya berkelahi.  Pada kejadian ini para orang tua mengganggap bahwa sang guru  tidak dapat menyelesaikan masalah pertengkaran ini dan menuduh guru tersebut  melakukan abuse.
Turunnya ke jalan guru Korea Selatan ini memang cukup beralasan dan tampaknya beban dan tekanan yang dihadapinya sudah memuncak.  Oleh sebab itu,  mereka menuntut hak hak guru yang lebih dihormati  ketika mereka mendapat pelecehan dari para orang tua murid dan memicu rekan rekan mereka bunuh diri.
Dalam situasi seperti ini tampaknya pemerintah dianggap abai dan belum  mengambil langkah yang memadai untuk melindungi guru dan menyelesaikan  permasalahan  yang sudah akut ini.  Disamping itu beban guru  yang sudah dianggap sangat berat ini menjadi semakin berat karena mendapat tekanan dari siswa dan orang tua siswa.
Kejadian guru bunuh diri di Korea Selatan yang angkanya meroket ini memang sangat ironis karena untuk menjadi guru mereka harus belajar sangat keras dan mereka tentunya sangat mencintai murid muridnya. Namun ketika di lapangan beban kerja yang sangat berat ini dan juga berbagai kejadian yang memicu protes siswa dan orang tua ini tampaknya menjadi kombinasi  fatal yang memicu mereka melakukan bunuh diri.
Dari data yang dikeluarkan oleh WHO dan OECD menunjukkan bahwa Korea Selatan merupakan negara yang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara-negara maju dengan angka bunuh diri lebih dari 20 orang per 100.000 orang.