Mungkin selepas membaca judul ini sebagian pembaca  menganggapnya sebagai hoax semata.  Hal ini sangat dimaklumi karena selama ini buaya memang dikenal sebagai salah satu predator terganas di muka bumi yang dikenal sebagai silent killer karena kesenyapannya dalam menyergap mangsanya.
Namun minggu ini dunia ilmu pengetahuan  dikejutkan oleh para peneliti yang menemukan bahwa ternyata buaya  dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan bahasanya sendiri yang sangat unik.
Temuan ini tentunya membuka lebar pintu untuk menguak misteri dunia buaya lebih dalam lagi agar dapat  mengerti dan menjelaskan mengapa buaya  yang hidup sejak jaman dinosaurus ini masih dapat bertahan hidup sampai saat ini. Kemampuan beradaptasi di lingkungan yang ekstrim memang merupakan salah satu  kunci untuk mempertahankan keberadaan buaya di muka bumi, namun kemungkinan ada faktor lain yang juga berperan sangat besar.
Selama ini jika dibandingkan dengan jenis reptilia  lainnya buaya tergolong yang paling banyak mengeluarkan berbagai jenis  suara. Namun pertanyaan yang muncul  apakah suara yang dikeluarkan oleh buaya ini hanya sebagai alat komunikasi primitif semata atau merupakan alat komunikasi canggih diantara mereka?
Untuk menguak rahasia ini para peneliti di Australia secara tekun membuat berbagai rekaman suara buaya air asin dan meneliti  suara ini lebih dalam lagi untuk mengetahui apakah jenis suara buaya jantan dan betina berbeda? Apakah buaya yang berbeda ukurannya memiliki suara yang berbeda dan yang paling penting adalah apakah ada makna tertentu dari berbagai jenis suara yang dikeluarkan ini yang digunakan untuk berkomunikasi.
Para peneliti Australia ini berhasil menguak misteri bahwa disamping unsur kejutan dalam berbaru dan menyergap mangsanya ternyata buaya juga berkomunikasi satu dengan lainnya dengan bahasa mereka yang sangat unik.
Untuk sampai pada kesimpulan ini para peneliti harus terlebih dulu memecahkan kode dan makna setiap  jenis suara yang dikeluarkan buaya seperti misalnya geraman, dentuman, tamparan kepala  dan juga gerakan tubuh lainnya yang biasa diperagakan oleh buaya air asin (Crocodylus porosus).
Dengan menggunakan ilmu ekologi akustik  para peneliti berhasil menggungkap bahwa buaya memiliki kemampuan untuk  memompa  masing-masing  sisik yang ada dipunggungnya (osteodermata). Hasil gerakan fisik sisik ini adalah frekuensi suara rendah yang dapat bergerak sangat jauh di dalam air. Artinya buaya memang sengaja mengeluarkan jenis suara tertentu untuk tujuan berkomunikasi dan yang paling menakjubkan bahwa suara ini dikenal dan dimengerti oleh buaya lainnya.
Dengan berbagai jenis suara yang dikeluarkan ini buaya dapat memberitau kepada buaya lainnya akan keberadaanya ataupun status reproduksinya  agar dapat mencari pasangan untuk berkembang biak sekaligus memberitau buaya lainnya akan wilayah teritorinya.
Dari berbagai hasil analisa rekaman suara buaya ini selanjutnya dikategorikan menjadi jenis suara geraman, mendesis dan suara khusus yang dikeluarkan oleh buaya saat sedang berpacaran yang dikenal sebagai Geysering narial.