Sejak didiagnosa menderia penyakit MND, Professor Yerbury secara bertahap mulai kehilangan kemampuan berbicara, berjalan dan bernafas sehingga memerlukan alat bantu seperti kursi roda khusus, ventilator dan alat  khusus untuk berkomunkasi.
Ditengah Tengah keterbatasan ini Professor Yerbury terus meneliti dan berhasil menguak rahasia penyakit ini dengan menemukan keberadaan dan penumpukan protein khusus yang dinamakan protein homoestasis pada motor neuron yang menyebabkan tidak berfungsinya sistem syaraf dan menimbulkan menyakit MND.
Hasil penemuan inilah yang menyebabkan dirinya pada tahun 2022 memeroleh penghargaan Eureka Prize for Scientific Research dari Universitas New South  Wales dan  penghargaan  dalam bidang  Medical Biological Sciences dari  premier. Â
Berkat hasil penelitian inilah  Professor Yerbury bertemu dengan Stephen Hawking yang meninggal dunia pada tahun 2018 akibat penyakit yang sama.
Penyakit MND ini memang sudah lama menjadi misteri dan banyak diderita orang dari berbagai belahan dunia. Sebagai contoh di Australia jumlah penderita penyakit degeratif ini mencapai 2.000 orang.
Gejala dan dampak yang ditimbulkan penyakit ini memang dapat dikatakan menghancurkan hidup penderitanya karena akan sangat tergantung pada orang lain.
Tujuh tahun sejak didignosa dirinya mengidap penyakit ini di tahun 2016 lalu akhirnya Yerbury menghembuskan nafasnya yang terakhir di usianya yang ke 49 pada hari jumat lalu.
Dengan penggalangan dana yang telah dirintisnya, cita cita nya untuk mencari obat penyembuh penyakit degeratif yang mematikan ini  akan terus berlanjut.
Prof Yerbury memang kini telah tiada,  namun kelak di kemudian hari cita citanya untuk mencari obat penyakit ini diharapkan akan menjadi kenyataan karena dasar penyebab penyakit ini sudah diletakannya yang membuka pintu bagi penelitian  lain untuk melanjutkannya.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh