Bagi sebagian dari kita yang berpendapat bahwa pengobatan dengan menggunakan lintah adalah pengobatan tradisional asli Indonesia yang tidak memiliki dasar ilmiah, maka kita harus berpikir kembali dan mengubah pandangan kita terhadap metode pengobatan ini.
Sejarah Panjang
Jika kita lihat kembali  catatan sejarah, maka pengobatan dengan lintah telah digunakan dan terdokumentasi  sekitar 1.500 SM di Era Mesir kuno.
Hal ini menandakan bahwa lintah yang kita kenal sebagai parasit yang merugikan ini telah lama dikenal dan melekat pada budaya di berbagai masyarakat di dunia.
Namun demikian walaupun sudah ribuan tahun lintah dikenal, namun penggunaan lintah dalam pengobatan penyakit mulai benar benar dipraktekkan sekitar abad ke 18 an.
Penggunaan lintah di berbagai  kalangan masyarakat dunia memang bermacam macam mulai dari untuk mengobati sakit kepala, pengobatan kanker, gangguan mental sampai dengan  untuk mengurangi berat badan.
Menurut catatan sejarah di tahun 1800 an lintah pernah digunakan untuk mengobati obesitas dengan cara mengoleskannya pada anus.
Di era tersebut masyarakat Perancis contohnya tercatat sebagai pengguna lintah dalam jumlah besar karena menggunakan lintah sebanyak 100 ribu setiap tahunnya. Saat itujuan penggunaannya untuk menghilangkan rasa sakit seperti pemakaian  Aspirin yang kita gunakan saat ini.
Dalam perkembangannya di era tahun 1920 dunia kedokteran mulai memasukkan penggunaan lintah dalam metode pengobatan.
Keistimewaan Lintah
Mungkin diantara kita bertanya tanya bagaimana mekanismenya sehingga  lintah yang tergolong parasit ini menjadi makhluk yang bermanfaat bagi kesehatan?
Salah satu keunikan lintah adalah ketika menggigit lintah mengeluarkan anestesi sehingga kita tidak merasakan gigitannya. Air liur lintah mengandung antikoagulan yang membantu mencegah penggumpalan darah dan meningkatkan kelancaran aliran darah. Karena keunikannya inilah lintah kini memiliki daya tarik sendiri untuk diguanakan dalam pengobatan.