Australia merupakan salah satu negara utama dunia penghasil daging dan susu. Oleh sebab itu tidak heran jika jumlah ternak di Australia sangat banyak. Sebagai gambaran jumlah sapi di Australia mencapai 24.4 juta ekor dan jumlah domba mencapai 68 Juta ekor.
Namun seperti halnya yang terjadi di Indonesia, salah satu masalah serius yang dihadapi dunia peternakan Australia adalah masalah pencurian ternak yang menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Sebagai gambaran dari data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Australia setiap tahunnya diperkirakan terjadi pencurian ternak sebanyak 31 ribu ekor yang menimbulkan kerugian sebesar AUD $50 juta atau setara dengan Rp498.594.250.000.00.
Tingkat pencurian ini memang sangat mengkhawatirkan. Sebagai contoh di wilayah negara bagian New South Wales yang merupakan salah satu sentra peternakan Australia pada periode tahun 2015 sampai dengan 2020 telah terjadi pencucian domba sebanyak 16.700 ekor dan sapi sebanyak 1.800 ekor.
Jika kita membayangkan peternakan di Australia sebaiknya kita tidak membayangkan peternakan seperti di Indonesia yang jumlah ternak nya per peternak rata-rata 1-3 ekor saja dan umumnya dikandangkan.
Angka kerugian ini memang membuat mata kita terbelalak dan menduga-duga bagaimana caranya pencuri ini melakukan aksinya dalam skala besar?
Di Australia ternak sapi dan domba umumnya dipelihara secara ekstensif di area yang sangat luas dan biasanya cukup terpencil. Kondisi inilah yang memungkinkan para pencuri dengan leluasa menjarah ternak.
Sebenarnya hukum di Australia sudah cukup keras bagi para pencuri ternak ini karena jika pencuri tertangkap dan diproses di pengadilan maka pelakunya dapat dihukum sampai dengan 14 tahun.