Aphasia yang merupakan kesulitan berbicara ini dapat juga disebabkan karena penderita terkena tumor otak, stroke atau mengalami kondisi degerasi syarat secara progresif.
Tipe lain dari FTD ini adalah Behavior variant frontotemporal dementia (bvFTD) yang ditandai dengan perubahan kemampuan pemikiran  dan perencanaan.
Selain itu ada FTD yang mempengaruhi neuron motorik yang ditandai dengan  ketidakmampuan menelan, otot kaku, dan kesulitan menggunakan tangan atau lengan seperti misalnya kesulitan menekan tombol atau mengoperasikan peralatan kecil.
Gejala FTD
Gejala awal FTD berbeda dari individu ke individu lainya karena tergantung pada bagian otak mana yang terkena kelainan ini sehingga menyulitkan untuk mendiagnosanya.
Pada penderita behavioral FTD, penderita  jarang memiliki masalah dengan ingatannya, namun  penderita mengalami kesulitan  untuk merencanakan dan merunut  pemikirannya serta  kesulitan menetapkan prioritas.
Penderita  seringkali mengulang  aktivitas atau kata yang sama sehingga penderita  tidak tertarik pada kehidupan dan bertindak secara impulsif  seperti misalnya mengucapkan kata-kata kurang  pantas atau melakukan hal-hal yang mungkin dianggap memalukan oleh orang lain.
Penderita tipe  aphasia progressive primer (PPA)  biasanya mengalami  kesulitan berbicara,  memahami kata-kata dan mengucapkan kata. Seiring berjalannya waktu penderita akan memgalami kegagalan mengenali wajah orang lain atau objek yang biasanya dikenal.  Pada beberapa kasus penderita akhirnya akan mengalami bisu.
Pada fase awal penderita dengan gangguan FTD neuron motorik biasanya tidak terganggu ingatannya, kognitif bahasa dan prilakunya. Namun secara progrsif penderita akan mengalami ketidakmampuan untuk mengontrol gerakan, atau mengalami masalah keseimbangan dan berjalan.
Salah satu tanda penderita mengalami FTD neuron adalah kelumpuhan supranuklear progresif yang ditandai dengan kesulitan melihat ke bawah dan juga menggerakkan mata.
Bagaimana cara mendiagnosanya?
Dalam melakukan diagnosa FTD ini biasanya ahli syaraf melakukan MRI otak  untuk melihat apakah ada bagian dari otak yang mengecil atau mengalami atrophy.Â
Pemeriksaan MRI ini juga biasanya diikuti dengan tes darah untuk mendeteksi apakah ada elemen yang menyebabkan kerusakan kognitif seperti misalnya tiroid atau  kekurangan vitamin B12.