Amerika memang sempat menepuk dada dengan keberhasilannya mengerahkan pesawat tempur dan rudal tercanggih menembak jatuh balon udara Tiongkok di wilayah udaranya.
Penembakan ini bahkan disiarkan secara besar besaran dan diberitakan di berbagai kantor berita mainstream dunia.
Namun ketika balon jatuh dan diselidiki hanya ada satu pernyataan yang keluar dari Amerika yaitu balon udara memiliki sensor untuk pengambilan data. Sudah sangat lazim jika balon udara dilengkapi dengan sensor untuk pengambilan data sesuai dengan perintukannya.
Balon udara untuk keperluan saintifik seperti penginderaan cuaca dan mengalisa atmosfir memang sudah sangat umum dan legal.
Antiklimak ini tentunya mempermalukan Amerika karena berharap balon udara ini merupakan perangkat mata mata yang dapat mempermalukan Tiongkok di dunia Internasional.
Untuk menutup rasa malunya Amerika kembali mengumumkan akan memberikan sangsi  kepada semua perusahaan yang terlibat dalam pembuatan balon udara yang  ditembak jatuh tersebut.
Tindakan Amerika ini tentunya mengundang protes keras dari Tiongkok yang menyatakan bahwa balon tersebut milik swasta dan bertujuan untuk memonitor iklim dan cuaca.
Bahkan Pemerintah Tiongkok menyatakan bahwa sudah puluhan balon udara serupa milik Amerika terbang di wilayah Tiongkok.
Tidak hanya cukup dengan kejadian ini Amerika kembali mempermalukan diri sendirinya ketika Amerika kembali  menembak jatuh paling tidak tiga unidentified object dengan harapan balon itu milik Tiongkok.
Namun apa lacur, ketika sudah ditembak jatuh Joe Biden mengumumkan benda tersebut bukan milik Tiongkok dan tidak ada hubungannya dengan Tiongkok.