Ramos Horta menyatakan bahwa Tiongkok sangat tertarik untuk bekerja sama dengan Timor Leste melakukan eksplorasi dan pengolahan gas dan minyak di celah Timor.
Keseriusan Timor Leste yang akan bekerja sama dengan Tiongkok dalam mengolah gas alam ini disebutkan oleh Ramos Horta tercermin dari pertemuan dan diskusi informal dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini.
Dalam pembicaraan ini, Tiongkok menyatakan ketertarikannya sebagai mitra tunggal Timor Leste dalam proyek gas ini.
Terkait dengan rencana kerjasama ini bahkan Ramos Horta memperingatkan Australia untuk tidak ikut campur dalam keputusan Timor Leste untuk bekerja sama dengan siapa saja termasuk Tiongkok.
Perlu diketahui bahwa selama ini gas dan minyak yang ada di celah Timor diolah oleh perusahaan raksasa Australia yang bernama Woodside.
Namun saat ini mengalami kebuntuan akibat ketidaksepakatan pembagian hasil dari eksplorasi gas ini.
Kebuntuan ini terjadi karena Woodside tidak dapat memenuhi permintaan Timor Leste untuk melakukan pengolahan gasnya di Timor Leste, bukan lagi di Australia dengan alasan tidak ekonomis.
Sementara Timor Leste berpendapat bahwa kekayaan alam ini milik mereka dan Timor Leste harus mendapatkan nilai tambah yang lebih besar dari pengolahan gas ini.
Selama ini perjanjian antara Australia dan Timor Leste hanya menyangkut pembagian royalty saja, sedangkan masalah investasi infrastruktur pengolahan yang nilainya jutaan dollar ditangani oleh Australia.
Tampaknya kesabaran Timor Leste akan janji janji Australia sudah habis dan akan segera berpaling pada negara lain untuk mengolah cadangan gas ini termasuk bekerjasama dengan Indonesia dan Korea Selatan jika diperlukan.
Terkait dengan rencana ini tentunya Australia meradang dan menyatakan bahwa rencana Timor Leste ini dinilai kontra produktif.