Hampir setiap orang di dunia tentunya mengenal produk bedak bayi lagendaris merek Johnson & Johnson (J&J).
Ketika kita masih bayi keungkinan orang tua kita mengunakan bedak bayi ini untuk kita. Demikian juga kita kemungkinan menggunakan bedak bayi ini untuk anak kita.
Bedak Bayi Johnson telah malang melintang di pasaran selama hampir 130 tahun sekaligus menjadi simbol produk citra ramah keluarga karena erat hubungannya dengan buah hati kita.
Bedak bayi Johnson sudah umum digunakan untuk mencegah biang keringat dan membuat bayi menjadi nyaman. Disamping itu bedak bayi ini juga digunakan oleh orang dewasa dengan tujuan yang sama dan juga berfungsi sebagai shampoo kering.
Namun keperkasaan bedak bayi Johnson ini akhirnya tumbang, karena J&J akhirnya memutuskan untuk menghentikan produk bedak bayi berbahan talc ini mulai tahun depan.
Penyebab Berhenti Beredar
Sebenarnya kasus yang menimpa bedak bayi Johnson ini sudah lama terjadi (baca selengkapnya disini) yang membuat perusahaan raksasa J&J akhirnya mulai menghentikan produknya secara bertahap mulai dari 2 tahun yang lalu sampai akhirnya minggu ini perusahaan tersebut mengumumkan tidak lagi memproduksi bedak bayi lagendaris ini mulai tahun depan.
Perusahaan J&J memang dilanda badai tuntutan hukum dari sekitar 38.000 wanita di seluruh dunia yang menuduh bedak bayi ini mengandung asbestos dan menyebabkan para pengguna wanitanya terkena kanker ovarium.
Sejak badai tuntutan hukum ini melanda, perusahaan J&J tetap pada pendiriannya bahwa berdasarkan hasil peneltian yang dilakukannya selama beberapa puluh tahun menunjukkan bahwa produk ini aman digunakan, tidak mengandung asbes dan tidak menyebabkan kanker.
Tuntutan para penyintas kanker ovarium bukanlah tidak mendasar karena pupur bayi yang berbahan talc. Talc itu sendiri merupakan bahan baku yang ditambang dari perut bumi yang lapisannya berdekatan dengan lapisan asbes yang sudah dibuktikan sebagai salah satu pemicu terjadinya kanker.