Masih ingat Robin Hood cerita rakyat yang melegenda yang menggambarkan bagaimana sebagai bangsawan Robin Hood  bangkit melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh kerajaan terhadap rakyat jelata dengan  penindasan, perampasan harta  dan perampokan?
Dalam berbagai versi cerita Robin Hood tampil sebagai pahlawan yang bergabung dengan tentara rakyat jelata untuk mengambil uang para tuan tanah yang tamak untuk dibagikan pada rakyat jelata.
Kisah kepahlawanan Robin hood yang selalu membela rakyat jelata atas ketidakadilan yang menimpanya memang telah melegenda dan melekat pada hati banyak orang yang merepresentasikan prilaku Robin Hood sebagai sosok pahlawan rakyat.
Namun tapaknya cerita kepahlawanan Robin Hood ini berubah total ketika menyangkut presiden Amerika Joe Biden dan juga tentunya Amerika.
Amerika kini tengah berhadapan dengan realita perekonomian yang semakin memburuk dengan angka inflasi yang mencapai tertinggi dalam sejarah Amerika moderen yang menyebabkan harga kebutuhan pokok rata rata meningkat di atas 10%.
Belum lagi "hobi perang" nya yang kini menggebu gebu untuk "melawan" rencana serangan Rusia ke Ukraina yang kemungkinan merupakan salah satu jalan keluar untuk mencari sumber pendapatan baru dari perjualan senjata dan keterlibatan Amerika dalam berbagai konflik.
Namun hal yang paling dirasakan tidak masuk akal adalah keputusan presiden Joe Biden bulan ini untuk menyita semua uang Afghanistan yang ada di  Da Afghanistan Bank dan menggunakan 50% nya untuk membayar kompensasi bagi korban serangan terhadap World Trade Centre yang dikenal dunia dengan peristiwa 9/11.
Penyitaan uang rakyat Afghanistan yang saat ini sangat dibutuhkan oleh rakyat Afghanistan untuk menanggulangi krisis kemanusiaan berupa kelaparan dan dampak perang lainnya  yang ditimbulkan oleh Amerika da sekutunya yang telah meluluh lantakan semua sendi kehidupan rakyat Afghanistan dapat dianggap sebagai gaya  perampokan modern.
Joe Biden pada hari Jumat lalu mengeluarkan executive order yang berisi akan membagi dua dana milik  Afghanistan yang ada di Da Afghanistan Bank (DAB) yang berjumlah US $ 7,1 milyar untuk kompensasi korban serangan 11/9 dan separuhnya lagi untuk apa yang dinamakan Joe Biden sebagai bantuan kemanusiaan untuk rakyat Afghanistan.