Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Setitik Noda Hitam Colin Powell, Sang Jenderal Penuh Prestasi

19 Oktober 2021   11:57 Diperbarui: 19 Oktober 2021   17:12 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atas dasar informasi pimpinan Irak saat itu Saddam Husein yang memiliki senjata pemusnah masal, Colin Powell akhirnya memimpin serangan besar besaran ke Irak untuk menggulingkan Saddam Hussein sekaligus menduduki negara ini.

Namun pada kenyataannya setelah menguasai Irak  ternyata  negara ini memiliki senjata pemusnah masal tidak terbukti sama sekali.

Colin Powell  mungkin saja menyesali kirpahnya di akhir karirnya tersebut namun sebagai seorang prajurit memang harus melakukannya demi negaranya walaupun pada akhirnya  merupakan keputusan yang salah.

Informasi intelejen yang menyesatkan ini tidak saja mengelabui Colin Powell, namun juga banyak negara yang saat itu berkoalisi dengan Amerika menyerang Irak dan menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.

Salah satu momen yang selalu menghantui Colin Powell adalah terkait pidatonya di PBB  pada tahun 2003 lalu ketika masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Amerika.

Dalam pidatonya Colin Power pengutip hasil intelejen yang menyebutkan Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal yang mengancam dunia. Padahal informasi intelejen ini sama sekali tidak benar.

Melalui pidatonya ini Amerika berhasil menggalang koalisi untuk menghancurkan Irak.  Namun sampai akhirnya Saddam Hussein ditangkap dan dihukum mati, informasi yang menjadi dasar invasi ke Irak ini tidak pernah terbukti.

Perang irak yang menghabiskan dana dan memakan korban yang sangat besar ini memang berlangsung hanya dlaam waktu 6 minggu saja, namun dampak kerusakan dan kekacauan poliriknya masih dirasakan sampai hari ini.

Dalam 40 tahun pengabdiannya Colin Powell mencapai karir tetingginya dalam dunia militer dan menjadi penasehat persiden yang handal baik untuk partai republik maupun partai demokrat.

Colin Powell yang juga pernah bertugas di Vietnam ini menyatakan bahwa keterlibatan militer dalam suatu perang harus jelas tujuannya.

Pernyataannya ini dikenal oleh kalangan militer sebagai "doktrin Colin Powell". Namun justru di akhir karirnya  tersebut dinodai oleh tujuan peran Irak  yang tidak jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun