Ciri primitif Manusia Naga ini seperti tonjolan alis yang besar, wajah dan hidung serta rahang yang sangat lebar dan juga mata besar, namun menurut peneliti wajahnya yang rendah dengan tulang pipi yang halus menunjukkan kedekatannya dengan manusia modern.
Manusia Naga ini diperkirakan hidup berkelompok dalam jumlah kecil di wilayah Long Jiang yang berarti Sungai Naga yang ditandai dengan hamparan dataran yang sering dilanda banjir dan berhutan.
Dengan membandingkan kerasnya alam di musim dingin antara Harbin dengan wilayah asal manusia Neanderthal, para peneliti menyimpulkan bahwa tampaknya Manusia Naga memang sengaja melakukan migrasi ke Harbin untuk menghindari ekstrimnya musim dingin di wilayah asalnya.
Berdasarkan karakteristik dan ukuran tengkorak nya yang besar menunjukkan bahwa Manusia Naga ini sudah beradaptasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya yang keras dan selanjutnya keturunannya juga memiliki kemampuan untuk menyebar ke seluruh wilayah Asia.
Melacak Asal Usul
Hal lain yang menarik adalah bagaimana cara para peneliti ini menentukan era Manusia Naga ini.
Komposisi kimia tengkorak manusia naga mirip dengan fosil manusia dan mamalia lain yang ditemukan di daerah Harbin yang berasal dari zaman Pleistosen tengah (2,5 juta hingga 11.700 tahun yang lalu) hingga zaman Holosen (11.700 tahun yang lalu hingga sekarang).
Tanah dan debu yang ada di rongga hidung tengkorak Manusia Naga ini memiliki komposisi isotop strontium yang cocok dengan inti sedimen yang dibor di dekat Jembatan Dongjiang
Dengan menggabungkan informasi dari formasi lapisan batu batuaan para peneliti menduga bahwa tengkorak Manusia Naga ini berasal dari formasi Huangshan Atas, yang berasal antara 309.000 dan 138.000 tahun yang lalu.
Selanjutnya dengan meneliti tingkat peluruhan radioaktif dari bagian tengkorak diperkirakan tengkorang Manusia Naga ini setidaknya berusia 140,000 tahun dan berasal dari era pertengahan Pleistosen.