Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pembantaian Keluarga Muslim Kanada, Kebencian yang Membutakan Hati

14 Juni 2021   05:00 Diperbarui: 14 Juni 2021   17:50 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: AP: Nathan Denette

Ketika rasa benci sudah menguasai hati, maka kejernihan pikiran akan terganggu dan berakibat manusia tidak lagi dapat berpikir  panjang dan melakukan tindakan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Kebencian yang dikembangkan atas  dasar SARA dapat terjadi pada individu baik yang terkait secara langsung pada  ras, golongan, agama maupun yang terkait  secara tidak langsung.

Kebencian kali ini terjadi di Kanada minggu lalu ketika Nathaniel Veltman yang  baru berumur 20 tahun dengan mengendarai mobil pick up dan menggunakan baju pelindung tubuh dengan sengaja menabrakkan mobil pick up besar pada satu keluarga yang tengah tengah menikmati udara malam.

Saat menjelang kejadian keluarga ini sedang menunggu untuk menyeberang jalan di perempatan kota London sekitar 200 km barat daya kota Toronto.

Di saat menunggu inilah Nathaniel Veltman melajukan pick up nya dan sengaja menabrakkannya ke keluarga ini.

Tidak tanggung tanggung kejadian pada pukul 8.30  malam waktu Kanada ini merenggut  nyata satu keluarga 3 generasi yaitu nenek yang berumur 74 tahun, ayah yang berumur 46 tahun , ibu yang berumur 44 tahun dan anak perempuan yang berumur 15 tahun  yang merupakan keluarga Pakistan yang berimigrasi ke Kanada 14 tahun lalu untuk mencari kehidupan yang lebih naik.

Dalam kejadian tersebut satu satunya  anggota keluarga yang selamat namun mengalami luka berat adalah anak laki laki  yang berusia 9 tahun.

Menurut saksi mata dia melihat mobil pickup tersebut melaju saat melewati lampu merah dengan suara mesin yang menderu dan tidak lama kemudian terjadi kekacauan ketika ada paramedis dan korban yang berlimpangan di jalan mendapat pertolongan.

Dalam pernyataannya pihak kepolisian Kanada menyatakan bahwa motif Nathaniel Veltman melakukan pembantaian ini karena latar belakang keluarga korban yang muslim yang tampak dengan jelas dari cara berpakaiannya.

Keluarga korban memang merupakan keluarga migran karena saudara laki laki korban kini tinggal di Canberra Australia.

Motif kebencian pada satu golongan ini terungkap dari pernyataan polisi bahwa pelaku tidak mengenal keluarga korban dan karena latar belakang kepercayaan (tampak dari cara berpakaian) saja pelaku melakukan pembunuhan masal ini.

Buah kebencian membabi buta Nathaniel Veltman yang disaksikan dunia ketika 4 peti mati yang diselimuti bendera Kanada beriringan memasuki komplek the Islamic Centre di barat daya kota Ontario yang berakhir dengan doa ucapan duka dari komunitas muslim,

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut  peristiwa ini merupakan tindakan   teroris yang sangat mengerikan dan mengambarkan perbuatan  kebencian yang sangat mendasar.

Virus kebencian yang membabi buta dapat saja bersarang di tubuh orang tertentu. Kali ini kebencian yang terkait dengan islamophobia.

Islamophobia memang kini telah menjangkiti Kanada. Data Statistik yang dikeluarkan pemerintah Kanada pada bulan Maret menunjukkan kejadian kejahatan rasial yang dilaporkan polisi yang menargetkan Muslim mengalami kenaikkan menjadi 181 insiden pada 2019 yang angka kejadian tahun sebelumnya  166 kejadian.

Dalam beberapa bulan terakhir, wanita Muslim di provinsi Alberta telah menjadi sasaran pada beberapa insiden karena mengalami kekerasan verbal dan fisik.

Pada bulan September 2020 lalu, Mohamed-Aslim Zafis yang berusia 58 tahun ditikam di luar sebuah masjid di ujung barat Toronto tempat dia bekerja sebagai penjaga.

Meningkatnya kejadian yang terkait dengan islamophobia ini membuat banyak pihak mendorong  dan menyerukan agar  pihak berwenang  menanggapi ancaman kekerasan ini lebih serius dan melakukan penyelidikan terkait   motivasi yang mendasari kebencian tersebut.  

Kebencian yang mendalam umumnya disebabkan karena sempitnya cara berpikir dan juga pendidikan yang membuka wawasan akan keragaman tidak memadai.

Kebencian ini biasanya semakin bergejolak membara ketika dibumbui oleh berita kejadian dan kebencian rasial yang menghujani dunia maya dan media masa.

Kebencian yang terkait dengan SARA biasanya tumbuh  dengan subur di lingkungan yang juga memiliki faham dan pandangan yang sama.

Mari kita merenung sejenak, bukankah manusia sengaja diciptakan oleh Allah SWT berbeda, berbangsa bangsa untuk saling mengenal untuk membentuk masyarakat yang lebih baik?

Tindakan berbasis SARA jika terjadi merupakan cerminan kebodohan absolut dari manusia yang diberi dan dilengkapi kemampuan untuk berpikir untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk namun tidak digunakan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun