Ketika rasa benci sudah menguasai hati, maka kejernihan pikiran akan terganggu dan berakibat manusia tidak lagi dapat berpikir  panjang dan melakukan tindakan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Kebencian yang dikembangkan atas  dasar SARA dapat terjadi pada individu baik yang terkait secara langsung pada  ras, golongan, agama maupun yang terkait  secara tidak langsung.
Kebencian kali ini terjadi di Kanada minggu lalu ketika Nathaniel Veltman yang  baru berumur 20 tahun dengan mengendarai mobil pick up dan menggunakan baju pelindung tubuh dengan sengaja menabrakkan mobil pick up besar pada satu keluarga yang tengah tengah menikmati udara malam.
Saat menjelang kejadian keluarga ini sedang menunggu untuk menyeberang jalan di perempatan kota London sekitar 200 km barat daya kota Toronto.
Di saat menunggu inilah Nathaniel Veltman melajukan pick up nya dan sengaja menabrakkannya ke keluarga ini.
Tidak tanggung tanggung kejadian pada pukul 8.30  malam waktu Kanada ini merenggut  nyata satu keluarga 3 generasi yaitu nenek yang berumur 74 tahun, ayah yang berumur 46 tahun , ibu yang berumur 44 tahun dan anak perempuan yang berumur 15 tahun  yang merupakan keluarga Pakistan yang berimigrasi ke Kanada 14 tahun lalu untuk mencari kehidupan yang lebih naik.
Dalam kejadian tersebut satu satunya  anggota keluarga yang selamat namun mengalami luka berat adalah anak laki laki  yang berusia 9 tahun.
Menurut saksi mata dia melihat mobil pickup tersebut melaju saat melewati lampu merah dengan suara mesin yang menderu dan tidak lama kemudian terjadi kekacauan ketika ada paramedis dan korban yang berlimpangan di jalan mendapat pertolongan.
Dalam pernyataannya pihak kepolisian Kanada menyatakan bahwa motif Nathaniel Veltman melakukan pembantaian ini karena latar belakang keluarga korban yang muslim yang tampak dengan jelas dari cara berpakaiannya.
Keluarga korban memang merupakan keluarga migran karena saudara laki laki korban kini tinggal di Canberra Australia.
Motif kebencian pada satu golongan ini terungkap dari pernyataan polisi bahwa pelaku tidak mengenal keluarga korban dan karena latar belakang kepercayaan (tampak dari cara berpakaian) saja pelaku melakukan pembunuhan masal ini.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!