Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Temuan di Timika yang Mengubah Dunia dalam Menanggulangi Malaria

28 Mei 2021   11:05 Diperbarui: 29 Mei 2021   17:44 2241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parasit Plasmodium falciparum di dalam sel darah merah. Photo: Kateryna Kon / Shutterstock

Menurut badan kesehatan dunia WHO, malaria masih merupakan  penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.

Beberapa hasil publikasi di era awal  keberadaan malaria menunjukkan bahwa penyakit ini ditemukan pada mumi Mesir yang berusia 5.000 tahun.

Data yang dikeluarkan oleh WHO menunjukkan bahwa  pada tahun 2019, diperkirakan ada 229 juta kasus malaria di seluruh dunia dengan angka kematian  mencapai 409.000 jiwa pada tahun tersebut.

Saat ini, ditemukan di 40 persen belahan dunia, terutama di sub-Sahara Afrika, Asia Tenggara, Mediterania timur, dan Pasifik Barat. Di  Indonesia salah satu wilayah endemik malaria adalah di Timika di Papua (sumber).

Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah anak usia di bawah 5 tahun  dan ibu ibu hamil merupakan kelompok yang paling rentan terkena malaria.

Hasil penelitian yang akan Mengubah Dunia

Sampai saat ini dunia kesehatan memang telah mengetahui bahwa parasit malaria membajak sel darah merah dan memanfaatkan gigitan nyamuk untuk menyebarkan parasit ini ke korban berikutnya.

Namun hasil penelitian yang terbaru yang dipublikasikan minggu ini di jurnal New England Journal of Medicine dan PLOS Medicine sangat mengejutkan karena parasit ini dapat bersembunyi tanpa terdeteksi di limpa (sumber 1; Sumber 2).

Bukti keberadaan parasit malaria di limpa yang menghebohkan dunia. Sumber: Kho S, Qotrunnada L, Leonardo L, Andries B, Wardani PAI, et al. (2021) Evaluation of splenic accumulation and colocalization of immature reticulocytes and Plasmodium vivax in asymptomatic malaria: A prospective human splenectomy study. PLOS Medicine 18(5): e1003632. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1003632 journals.plos.org/plosmedicine
Bukti keberadaan parasit malaria di limpa yang menghebohkan dunia. Sumber: Kho S, Qotrunnada L, Leonardo L, Andries B, Wardani PAI, et al. (2021) Evaluation of splenic accumulation and colocalization of immature reticulocytes and Plasmodium vivax in asymptomatic malaria: A prospective human splenectomy study. PLOS Medicine 18(5): e1003632. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1003632 journals.plos.org/plosmedicine
Penemuan ini dianggap sangat vital dan mengubah cara pandang kita terhadap malaria dan juga akan mempengaruhi cara penanggulangan penyebaran malaria ini.

Tidak hanya sampai di situ saja temuan ini   akan menulis ulang apa yang kita ketahui tentang siklus hidup parasit berbahaya ini yang menginfeksi jutaan orang setiap tahun.

Penyebaran malaria kini diketahui dapat disebarkan oleh orang yang tidak menunjukkan gejala.  Hal ini tentunya mengkhawatirkan dan menjelaskan mengapa selama ini malaria sangat sulit sekali untuk diberantas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun