Tidak pelak lagi perdagangan satwa liar merupakan penyebab utama kelangkaan  dan kepunahan spesies dan juga merupakan salah satu jalur penularan dan penyebaran penyakit ke berbagai belahan dunia.
Secara global dalam kurun waktu 1998-2018 saja terdapat sekitar 421.000.000 satwa  liar yang statusnya terancam punah bedasarkan CITES (The  Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) telah diperdagangkan di 226 negara.
Hasil studi  lainnya yang diterbitkan di jurnal bergengsi dunia Science, memperlihatkan bahwa pusat perdagangan satwa liar utama burung, mamalia, amfibi, dan terjadi di wilayah pegunungan Andes dan hutan hujan Amazon, sub-Sahara Afrika, Asia Tenggara dan Australia.
Penelitian tersebut juga mengidentifikasikan bahwa di masa mendatang ada  sekitar 3.000 spesies lain yang tampaknya akan diperdagangkan  terutama satwa liar yang memiliki bulu yang cerah atau tanduk yang eksotis.
Sayangnya berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa  Indonesia tercatat sebagai salah satu eksporter produk satwa liar terbesar dunia bersama dengan Jamaica dan Honduras. Amerika, Perancis dan Italia tercatat sebagai  negara importer produk satwa liar terbesar dunia.
Hasil penelitian yang dipublikasikan di Science Advances minggu ini menunjukkan bahwa skala perdagangan satwa liar sangat besar. Sebagai gambaran dari tahun 2006 hingga 2015 telah diperdagangkan sebanyak 1,3 juta hewan dan tumbuhan hidup, 1,5 juta kulit, dan 2.000 ton daging satwa liar diekspor secara legal dari Afrika ke Asia.
Jadi dapat kita bayangkan jika data perdagangan satwa liar digabungkan maka skala  perdagangan satwa liar dunia ini sangatlah besar.
Contoh lain adalah perdagangan kodok liar umumnya terjadi dari Madagaskar dengan Amerika, sedangkan ikan liar diperdagangkan dari Thailand ke Hongkong.
Jika ditelisik lebih dalam lagi maka penyebab utama maraknya perdagangan satwa liar ini adalah masalah ketimpangan ekonomi.
Semakin besarnya jurang kemiskinan antara negara kaya dan miskin menjadi  pemicu terjadinya perdagangan satwa liar ilegal antar negara yang semakin marak.
Sebagian besar aliran perdagangan satwa liar ini berasal dari negara miskin yang memasok satwa liar ke negara kaya.