Mulai diputarnya lagu  baru dengan slogan Patria y Vida (Tanah air dan kehidupan) di seluruh Kuba menggantikan lagu lama  dengan slogan lama Patria o Muerte (Tanah air atau mati) menandai berakhirnya era revolusi panjang yang berusia 62 tahun.
Taksi yang berkeliaran di jalan jalan  kuba yang didominasi oleh kendaraan bermotor era tahun 1960 an mulai  memperdengarkan lagu era baru ini yang memberikan harapan akan masa depan Kuba yang lebih cerah.
Mulai Senin depan Kuba akan memasuki era baru karena untuk pertama kalinya pimpinan negeri ini tidak lagi menggunakan nama Castro.
Cengkeraman Castro terjadi mulai tahun 1959 lalu ketika Fidel Castro dan saudaranya Raul Castro turun gunung menggusur pemerintah diktator saat itu Fulgencio Batista.
Fidel Castro pimpinan legendaris Kuba, yang memimpin revolusi setelah menggulingkan diktator Fulgencio Batista dari kekuasaan selanjutnya  secara resmi menjadi ketua partai pada tahun 1965 menerapkan faham sosialisme dalam memerintah Kuba.
Pada kongres ke 8Â Communist Party of Cuba (PCC)Â yang kini sedang berlangsung Raul Castro yang sudah berusia 89 tahun menyatakan dirinya akan mundur dari posisi paling strategis yaitu sekretaris pertama Partai Komunis Kuba.
Kepergian Raul Castro dari perpolitikan Kuba meninggalkan warisan kehancuran Kuba.  Kuba yang dulu nya  sangat ditakuti di era kepemimpinan Fidel Castro kini menjadi salah satu negara miskin dunia yang dilanda kekurangan pangan, kehancuran ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan sangsi ekonomi Amerika dan juga perbedaan pandangan politik yang semakin mengemuka.
Keinginan Raul Castro untuk melakukan reformasi  ekonominya dengan logan "continuity and unity" yang sempat memberikan harapan pada rakyat Kuba ternyata gagal karena  adanya pandemi Covid-19 yang menghantam perekonomian Kuba dengan dasyatnya.
Walaupun dilanda ketidakpastian pasca mundurnya Raul Castro banyak spekulasi yang mengarah pada Miguel Daz-Canel yang berusia 60 tahun yang mulai menjalankan sebagian kecil roda pemerintahan sejak tahun 2018 lalu sebagai penerusnya.