Daging merupakan salah satu bahan makanan yang bergizi dan  sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita mengingat kandungan gizinya  yang sangat kaya seperti seperti kandungan protein yang tinggi dengan asam amino yang lengkap.  Disamping itu daging juga mengandung mikronutrien dan juga mengandung vitamin B komplek yang esensial bagi kesehatan.
Disamping memiliki manfaat yang tinggi,  daging juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan terutama jika lemak  jenuh (saturated fatty acids, SFA) daging dikonsumsi secara berlebihan karena berhubungan langsung dengan peningkatan kolestorol  dan low-density lipoprotein levels (LDL) yang akan meningkatkan level  kolesterol dan resiko penyakit cardiovascular, diabetes, obesity dan kanker.
Asam lemak jenuh pada daging sapi ini umumnya mengandung asam  myristic (C14:0), palmitic (C16:0), and stearic (C18:0).  Berdasarkan hasil penelitian  asam myristic (C14:0)  jika dikonsumsi melebih ambang batas maka peningkatan serum kolesterolnya 6 kali lebih tinggi jika dibandingan dengan ikatan palmitic (C16:0).
Asam lemak merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan kualitas daging sapi karena mempengaruhi  aroma dan rasa sehingga membuat daging digemari masyarakat.  Namun di lain pihak asam lemak juga dapat derdampak buruk pada kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.
Dampak mengkonsumsi lemak jenuh yang berlebihan memang menjadi kekhawatiran tersendiri bagi sebagian orang sehingga menghindari mengkonsumsi daging. Lemak jenuh daging sapi  yang umumnya berada di bagian luar  lapisan  daging  (inter-muscular fat) memang dapat dengan mudah untuk dikurangi sebelum daging dimasak namun tidak demikian dengan lemak intramuscular yang berada diantara serat daging yang sulit untuk dikurangi.
Manipulasi Profil Asam Lemak
Upaya perbaikan  kualitas daging yang lebih ramah kesehatan melalui program pemuliaan sudah mulai dilakukan melalui berbagai teknik pemuliaan  sehingga diharapkan dapat dihasilkan jenis sapi yang menghasilkan daging yang lebih  sehat.
Dari berbagai jenis sapi yang ada sapi  yang tergolong ke dalam bangsa Taurus (Bos taurus) memiliki variasi genetik yang tinggi dalam hal kandungan asam lemak yang dikandung dagingnya.  Demikian juga jika dibandingkan profil dan kualitas asam lemak nya antara daging sapi bangsa Bos taurus (bangsa sapi dari wilayah temperate) dan Bos Indicus (berasal dari daerah tropis).
Sebagai  contoh daging yang berasal dari bangsa  sapi  Bos indicus seperti Brahman, Zebu, Ongole, Nalore  dan juga sapi Bali dari segi nutrisinya lebih sehat karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dan juga kandungan asam lemak  n3 nya yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daging sapi bangsa sapi Bos taurus seperti Limousine, Simmental, Belgian Blue  maupun  Angus.
Selain bangsa sapi, faktor lainnya yang mempengaruhi profil dan kualitas asam lemak daging adalah sistem pemeliharaan sapinya. Sebagai contoh  hasil penelitian menunjukkan bahwa  kandungan asam lemak jenuh (saturated fatty acids, SFA)  daging sapi Bos taurus lebih rendah dan juga kandungan monounsaturated fatty acids (MUFA) nya lebih tinggi jika dibandingkan daging sapi Bos indicus jika kedua jenis sapi dipelihara di sistem penggemukan feedlot.