Brittany Higgins mantan staf partai liberal Australia akhirnya memutuskan untuk menceritakan kejadian pemerkosaan dirinya oleh koleganya ke publik dan juga memprosesnya ke pihak kepolisian Australia.
Peristiwa ini tergolong istimewa dan mendapat perhatian masyarakat luas termasuk Perdana Menteri Australia karena peristiwa ini terjadi di Gedung Parlemen di pusat pemerintahn di Canberra yang termasuk salah satu gedung yang penjagaannya terketat di Australia.
Keputusan Brittany Higgins yang akhirnya go public memang dapat difahami karena setelah menyampaikan kasus yang menimpa dirinya ke berbagai pihak mendapat jalan buntu dan justru dirinya awalnya akan diproses sebagai pelanggar aturan.
Di fase awal pelaporannya memang ada indikasi kuat untuk menutup nutupi peristiwa yang menghebohkan ini dan ada kecenderungan mengalihkan isu untuk mengorbankan Brittany Higgins.
Hal ini terlihat dari upaya yang dilakukan oleh lingkaran tertentu untuk mengalihkan isu sebagai pelanggaran disiplin yang sempat dikembangkan oleh pihak terkait untuk membuat Brittany Higgins tutup mulut demi keberlanjutan karirnya di politik.
Sayangnya tampaknya upaya ini tidak berhasil dan justru menjadi efek bola salju yang semakin membesar dan menguak peristiwa serupa yang pernah terjadi di lingkaran yang sama di gedung parlemen Australia.
Setelah Brittany Higgins memutuskan mengundurkan diri dan memilih untuk membawa kasus dugaan pemerkosaan yang menimpa dirinya ke publik dan ke pihak kepolisian ternyata ada korban lain yang melapor yang juga menerima pelecehan seksual yang dilakukan oleh pelaku yang sama.
Hari ini tanggal 27 Februari 2021 bahkan Perdana Menteri Australia menerima surat yang berisikan kejadian pemerkosaan oleh anggota senior kabinet saat ini yang dipimpimpinnya yang terjadi  pada tahun 1988 lalu ketika anggota kabinet tersebut belum memasuki dunia politik. Walaupun korban perkosaan sudah meninggal surat ini menjadi babak baru dalam penyelidikan kasus pemerkosaan yang terjadi di lingkaran pemerintah.
Apa yang terjadi ?
Dari berbagai informasi yang dikumpulkan, peristiwa ini bermula di kejadian tanggal 23 Maret 2019 lalu. Brittany Higgins yang saat itu baru beberapa minggu menjadi staf baru diduga diperkosa di awal dari di tanggal tersebut.