Pada akhirnya konflik sepihak ini mengalami titik terang setelah pada 4 Januari 2021, Qatar dan Arab Saudi menyetujui resolusi krisis setelah  ditengahi oleh Kuwait dan Amerika Serikat. Arab Saudi setuju  akan membuka kembali perbatasannya dengan Qatar dan memulai proses rekonsiliasi.
Kesepakatan dan komunike akhirnya ditandatangani pada tanggal 5 Januari 2021 setelah pertemuan puncak GCC di Al Ula menandai penyelesaian dan diakhirinya  krisis.
Sebagai langkah awal Arab Saudi akan segera membuka kembali kedutaannya di Doha yang menandai di akhirnya yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun ini.
Rekonsiliasi ini ditandai dengan penerbangan komersil pertama antara Qatar dan Saudi Arabia tamggal 11 Januari lalu.
Pembukaan perbatasan  darat antara Qatar dan Saudi juga sudah dilakukan yang memungkankan dimulainya kembali arus perjalanan darat kedua negara.
Pada hari selasa minggu lalu, Mesir dan Qatar juga sudah melakukan normalisasi penerbangannya yang ditandai oleh penerbangan komersial  kedua negara untuk pertama kalinya pasca kesepakatan rekonsiliasi.
Akankah menjadi efek bola salju?
Tidak dapat dipungkiri bahwa Kuwait harus diberikan acungan jempol karena atas inisitif  dan upaya gigih negara inilah akhirnya kesepakan mengakhiri  konflik ini akhirnya terjadi.
Jika dianalisis lebih lanjut ternyata diantara 4 negara yang memblokade  Qatar ternyata ada riak riak di dalamnya.
Dalam konflik ini Saudi Arabia  bersama dengan Qatar sudah berulang kali mencoba mencari solusi terhadap knlik ini, namun tampaknya ada halangan dari UEA yang tampaknya terus ingin "menghukum" Qatar dengan blokade ini.
Kesepakatan normalisasi hubungan yang baru saja tercapai menjadi tamparan tersendiri bagi UEA yang tampak sekali keengganannya untuk menyelesaikan konflik ini.